Dolar AS Masih Perkasa, Rupiah Terlemah Kedua di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 February 2019 08:39
Damai Dagang AS-China Masih Buram
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Apa mau dikata, dolar AS memang masih perkasa. Tidak hanya di Asia, tetapi juga di dunia. 

Pada pukul 08:14 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) masih menguat 0,03%. Dalam sepekan terakhir, indeks ini melesat dengan penguatan 1,06% dan selama sebulan ke belakang penguatannya mencapai 1,48%. 



Investor yang grogi dengan perkembangan hubungan AS-China kembali berpaling ke pelukan dolar AS. Dialog dagang AS-China yang sedang berlangsung di Beijing belum juga diketahui bocorannya, yang membuat pelaku pasar bertanya-tanya. 

Meski pemerintah AS dan China terus mencoba memompa optimisme pasar, tetapi keraguan masih ada. Ditambah lagi ada kasus yang bisa merusak suasana dialog dagang kedua negara. 

Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS, mengajak para negara sekutunya untuk memboikot produk Huawei, perusahaan raksasa telekomunikasi asal China. Di AS, Huawei sudah diajukan ke meja hijau karena tuduhan berdagang dengan Iran dan pencurian teknologi robotik. 

Menurut AS, alat komunikasi buatan Huawei bisa dipakai sebagai instrumen spionase. Pompeo mencemaskan penetrasi Huawei yang mulai merambah Benua Biru. 

"Kami ingin memastikan peluang maupun risiko menggunakan perangkat itu (buatan Huawei). Jika perangkat itu berada di negara di mana ada sistem milik AS yang vital, maka akan sulit bagi AS untuk bekerja sama dengan negara tersebut," tegas Pompeo di sela-sela lawatannya ke Hungaria, dikutip dari Reuters. 

Sikap AS yang semakin keras kepada Huawei bisa menyulut emosi pemerintah China. Bisa saja perkembangan ini kemudian mempengaruhi dialog dagang yang sedang berlangsung. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular