
Impor Jagung Diatur, BISI Bidik Produksi 45.000 Ton Tahun Ini
Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 February 2019 19:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen benih jagung dan sayuran PT Bisi International Tbk (BISI) menargetkan produksi benih jagung tahun ini naik 15% menjadi 45.000 ton benih. Perseroan optimistis dengan adanya pengaturan impor dari pemerintah, sehingga stok dalam negeri bisa diandalkan.
Direktur Utama BISI International Tan Jemmy Eka Putra mengatakan dengan adanya pengaturan impor akan mendorong harga komoditas lebih stabil bagi petani.
"Kami targetkan produksi benih ini naik 15%, sekitar 45.000 ton. Jumlah itu [kalau ditanam] setara dengan 3 Juta hektare, sudah banyak sekali," kata Tan Jemmy di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (11/2).
Tahun lalu, produksi Bisi International hanya mencapai 36.000-37.000 ton benih jagung. Tapi dari sisi penjualan hanya mampu diserap oleh pasar sebanyak 30.000 ton.
Selain itu, dengan jumlah produksinya tersebut perusahaan mematok jumlah ekspor sebanyak 1.000 ton, tak naik dari target ekspor tahun lalu. Sayangnya, perusahaan hanya mampu merealisasikan penjualan ekspor yakni setengah dari target yang telah ditetapkan tahun lalu.
Sebab itu, katanya, perusahaan bakal menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 30 miliar yang akan digunakan untuk penambahan mesin baru. Jumlah tersebut juga termasuk untuk biaya maintenance rutin. Dana tersebut akan dipenuhi perusahaan dari kas internal perusahaan.
Laporan keuangan per September mencatat, penjualan Bisi naik tipis menjadi Rp 1,54 triliun dari September 2017 sebesar Rp 1,46 triliun.
Laba bersih naik menjadi Rp 235,53 miliar dari Rp 219,87 miliar. Pendapatan terbesar pada periode itu sebagian besar dari penjualan benih jagung yakni Rp 863,46 miliar, sisanya dari bisnis penjualan benih sayuran dan buah-buahan, serta benih padi.
(tas) Next Article RI Atur Impor Jagung, Ini Rencana Bisnis BISI
Direktur Utama BISI International Tan Jemmy Eka Putra mengatakan dengan adanya pengaturan impor akan mendorong harga komoditas lebih stabil bagi petani.
"Kami targetkan produksi benih ini naik 15%, sekitar 45.000 ton. Jumlah itu [kalau ditanam] setara dengan 3 Juta hektare, sudah banyak sekali," kata Tan Jemmy di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (11/2).
Tahun lalu, produksi Bisi International hanya mencapai 36.000-37.000 ton benih jagung. Tapi dari sisi penjualan hanya mampu diserap oleh pasar sebanyak 30.000 ton.
Sebab itu, katanya, perusahaan bakal menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 30 miliar yang akan digunakan untuk penambahan mesin baru. Jumlah tersebut juga termasuk untuk biaya maintenance rutin. Dana tersebut akan dipenuhi perusahaan dari kas internal perusahaan.
Laporan keuangan per September mencatat, penjualan Bisi naik tipis menjadi Rp 1,54 triliun dari September 2017 sebesar Rp 1,46 triliun.
Laba bersih naik menjadi Rp 235,53 miliar dari Rp 219,87 miliar. Pendapatan terbesar pada periode itu sebagian besar dari penjualan benih jagung yakni Rp 863,46 miliar, sisanya dari bisnis penjualan benih sayuran dan buah-buahan, serta benih padi.
(tas) Next Article RI Atur Impor Jagung, Ini Rencana Bisnis BISI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular