
Melambat Sejak 2015, Penjualan Ritel Agak Membaik di 2018
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 February 2019 17:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa penjualan ritel meningkat pada Desember 2018. Penjualan ritel diperkirakan masih tumbuh pada Januari 2019, meski tidak secepat bulan sebelumnya.
Berdasarkan Survei Penjualan Eceran, angka Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Desember 2018 tercatat 236,3. Naik 7,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya alias year-on-year (YoY).
Pertumbuhan pada Desember juga lebih baik baik ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 3,4% YoY. Plus, angka pertumbuhan 7,7% menjadi yang tertinggi sejak Mei 2018.
Sementara untuk keseluruhan 2018, rata-rata pertumbuhan IPR adalah 3,7%. Lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 2,9%.
Namun, terlihat bahwa tren penjualan ritel melambat pada tahun-tahun belakangan. Sejak 2015 hingga 2017, pertumbuhan penjualan ritel terus melambat dan baru mulai mencatatkan perbaikan pada 2018.
Kembali ke penjualan ritel Desember, BI mencatat kelompok pengeluaran yang mendorong penjualan ritel adalah makanan, minuman, dan tembakau (tumbuh 9,1%) serta barang budaya dan rekreasi (tumbuh 14,4%%).
Dalam kelompok yang disebut belakangan, mainan anak disebut sebagai penyumbang signifikan. Maklum saja, pada Desember ada perayaan Hari Natal dan Tahun Baru. Biasanya momentum ini menjadi favorit anak-anak karena menjadi saat mendapat kado mainan baru.
Sementara untuk Januari 2019, BI memperkirakan angka IPR berada di 213,3. Tumbuh 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Agak jauh melambat dibandingkan Desember yang mencapai 7,7%.
Ini wajar karena Hari Natal dan Tahun Baru adalah puncak konsumsi kedua setelah Ramadan-Idul Fitri. Begitu masuk ke periode normal, konsumsi akan melambat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penjualan Ritel Juli Naik, Agustus Lebih Baik Lagi
Berdasarkan Survei Penjualan Eceran, angka Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Desember 2018 tercatat 236,3. Naik 7,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya alias year-on-year (YoY).
Pertumbuhan pada Desember juga lebih baik baik ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 3,4% YoY. Plus, angka pertumbuhan 7,7% menjadi yang tertinggi sejak Mei 2018.
Sementara untuk keseluruhan 2018, rata-rata pertumbuhan IPR adalah 3,7%. Lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 2,9%.
Namun, terlihat bahwa tren penjualan ritel melambat pada tahun-tahun belakangan. Sejak 2015 hingga 2017, pertumbuhan penjualan ritel terus melambat dan baru mulai mencatatkan perbaikan pada 2018.
Kembali ke penjualan ritel Desember, BI mencatat kelompok pengeluaran yang mendorong penjualan ritel adalah makanan, minuman, dan tembakau (tumbuh 9,1%) serta barang budaya dan rekreasi (tumbuh 14,4%%).
Dalam kelompok yang disebut belakangan, mainan anak disebut sebagai penyumbang signifikan. Maklum saja, pada Desember ada perayaan Hari Natal dan Tahun Baru. Biasanya momentum ini menjadi favorit anak-anak karena menjadi saat mendapat kado mainan baru.
Sementara untuk Januari 2019, BI memperkirakan angka IPR berada di 213,3. Tumbuh 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Agak jauh melambat dibandingkan Desember yang mencapai 7,7%.
Ini wajar karena Hari Natal dan Tahun Baru adalah puncak konsumsi kedua setelah Ramadan-Idul Fitri. Begitu masuk ke periode normal, konsumsi akan melambat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penjualan Ritel Juli Naik, Agustus Lebih Baik Lagi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular