
Kebijakan Moneter Global 'Kendor', Bagaimana Dengan BI?
Iswari Anggit Pramesti, CNBC Indonesia
08 February 2019 14:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat arah kebijakan Bank Sentral di berbagai kawasan mulai melunak. Perry menjelaskan, arah kebijakan moneter Bank Sentral India dan Thailand mulai netral.
Begitu juga arah kebijakan moneter The Fed di Amerika Serikat.
Menurut Perry, penerapan kebijakan moneter oleh Bank Sentral di berbagai negara, tentu berbeda-beda dan telah menyesuaikan kondisi ekonomi dalam negara tersebut. Namun, di tahun 2019 ini, arah kebijakan moneter global menunjukkan indikasi netral dan tidak seketat di tahun sebelumnya.
"Esensinya arah kebijakan moneter global, khususnya di AS tidak seketat yang kita perkirakan sebelumnya. Kenaikkan suku bunga normatif tidak setinggi yang diperkirakan, paling banter [Bahasa Jawa "cepat atau kuat"] naik dua kali, ada yang memperkirakan satu kali, bahkan tidak naik sama sekali. Tapi masih ada ketidakpastian. Bagaimana respons masing-masing Bank Central ditentukan kondisi masing-masing negara," ujar Perry, Jumat (8/2/2019).
Di Indonesia sendiri, untuk suku bunga arah kebijakan moneter yang diterapkan BI fokus menjaga stabilitas eksternal, khususnya nilai tukar dan bagaimana menurunkan Current Account Defisit (CAD atau Defisit Transaksi Berjalan). Akan tetapi untuk likuiditas, kebijakan moneter BI akan fokus pada pertumbuhan ekonomi.
"Tiap bulan kami review perkembangan ekonomi dan domestik, dan bagaimana menentukan kebijakan suku bunga ke depan. Jadi kebijakan moneter suku bunga masih diarahkan menjaga stabilitas eksternal, untuk nilai tukar dan turunkan defisit transaksi berjalan."
"Tapi, arah kebijakan likuiditas tetap kami kendorkan. Likuiditas perbankan sudah kami lakukan injeksi melalui operasi moneter. Secara keseluruhan kondisi likuiditas perbankan masih cukup. Kebijakan likuiditas kami arahkan pro growth," sambungnya.
Dengan kondisi kebijakan moneter global yang menunjukkan indikasi netral, serta kebijakan moneter dari Bank Indonesia, dan didukung dengan sinergi yang baik dengan pemerintah, Perry berharap stabilitas nilai tukar, penurunan CAD, serta pertumbuhan ekonomi, bisa membaik.
(dru) Next Article BI Pertahankan Bunga Acuan 5%, Kebijakan Moneter: Akomodatif!
Begitu juga arah kebijakan moneter The Fed di Amerika Serikat.
Menurut Perry, penerapan kebijakan moneter oleh Bank Sentral di berbagai negara, tentu berbeda-beda dan telah menyesuaikan kondisi ekonomi dalam negara tersebut. Namun, di tahun 2019 ini, arah kebijakan moneter global menunjukkan indikasi netral dan tidak seketat di tahun sebelumnya.
Di Indonesia sendiri, untuk suku bunga arah kebijakan moneter yang diterapkan BI fokus menjaga stabilitas eksternal, khususnya nilai tukar dan bagaimana menurunkan Current Account Defisit (CAD atau Defisit Transaksi Berjalan). Akan tetapi untuk likuiditas, kebijakan moneter BI akan fokus pada pertumbuhan ekonomi.
"Tiap bulan kami review perkembangan ekonomi dan domestik, dan bagaimana menentukan kebijakan suku bunga ke depan. Jadi kebijakan moneter suku bunga masih diarahkan menjaga stabilitas eksternal, untuk nilai tukar dan turunkan defisit transaksi berjalan."
"Tapi, arah kebijakan likuiditas tetap kami kendorkan. Likuiditas perbankan sudah kami lakukan injeksi melalui operasi moneter. Secara keseluruhan kondisi likuiditas perbankan masih cukup. Kebijakan likuiditas kami arahkan pro growth," sambungnya.
Dengan kondisi kebijakan moneter global yang menunjukkan indikasi netral, serta kebijakan moneter dari Bank Indonesia, dan didukung dengan sinergi yang baik dengan pemerintah, Perry berharap stabilitas nilai tukar, penurunan CAD, serta pertumbuhan ekonomi, bisa membaik.
(dru) Next Article BI Pertahankan Bunga Acuan 5%, Kebijakan Moneter: Akomodatif!
Most Popular