Malangnya Rupiah, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 February 2019 16:50
Situasi Domestik Tidak Membantu Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Beban yang ditanggung rupiah bukan hanya berasal dari keperkasaan dolar AS. Faktor domestik pun ikut berperan. 

Rupiah sepertinya terbeban oleh dirinya sendiri yang sudah menguat tajam sejak awal tahun. Penguatan yang mencapai 3% membuat rupiah sangat mungkin terserang koreksi teknikal.

Sebab investor yang sudah menang banyak tentu akan tergoda untuk mencairkan keuntungan. Rupiah pun rawan terkena ambil untung (profit taking). 

Apalagi ada pemicu yang membuat investor merasa perlu untuk cabut dari pasar keuangan Indonesia, yaitu rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Januari 2019. Bank Indonesia (BI) mencatat IKK pada bulan lalu sebesar 123,5. Konsumen masih optimistis karena nilainya di atas 100, tetapi optimismenya berkurang karena IKK pada bulan sebelumnya lebih tinggi yaitu 127. 

Porsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi pun turun dari 67,2% menjadi 66,8%. Lalu rasio untuk pembayaran cicilan naik dari 12,3% menjadi 13%. 


Memang ada unsur musiman yang menyebabkan penurunan IKK. Selepas Hari Natal, Tahun Baru, dan musim liburan pada Desember, konsumen kembali ke 'dunia nyata' pada Januari. Konsumsi yang turun setelah periode puncak adalah hal yang wajar. 

Namun bisa saja data ini menjadi sentimen negatif di pasar keuangan Indonesia, karena akan muncul persepsi bahwa konsumsi rumah tangga melambat. Sementara konsumsi rumah tangga adalah komponen utama pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) dengan kontribusi lebih dari 50%. 

Kala konsumsi rumah tangga melambat, maka pertumbuhan ekonomi juga tentu bakal tertatih-tatih. Persepsi perlambatan ekonomi bisa membuat investor kurang nyaman dan memilih pergi untuk sementara waktu. 


Rilis cadangan devisa Januari 2019 tidak banyak membantu, karena angkanya turun. BI melaporkan cadangan devisa pada akhir bulan lalu sebesar US$ 120,07 miliar, turun dibandingkan Desember 2018 yaitu US$ 120,65 miliar. 


Meski begitu, penurunan cadangan devisa tidak lantas menjadi sentimen negatif buat rupiah. Sebab penurunannya tidak terlalu signifikan, jauh dibandingkan kejatuhan selama Februari-September 2018. 

 

Memang koreksi cadangan devisa tidak memberikan dampak buruk bagi rupiah hari ini, tetapi tidak memberikan energi positif juga. Netral saja, tidak membebani tetapi tidak membantu.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular