Tak Bisa Melawan, Rupiah Pasrah Melemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 February 2019 08:25
Tak Bisa Melawan, Rupiah Pasrah Melemah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Faktor domestik dan eksternal memang sedang tidak memihak mata uang Tanah Air. 

Pada Kamis (7/2/2019), US$ 1 dihargai Rp 13.925 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,06% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan pasar, rupiah semakin melemah. Pada pukul 08:18 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.945 di mana rupiah melemah 0,2%. 


Kemarin, rupiah berhasil menguat 0,24%. Rupiah menjadi mata uang terbaik kedua di Asia, hanya kalah dari yen Jepang.  


Pagi ini, mayoritas mata uang Asia bernasib sama dengan rupiah yaitu tidak bisa berbuat banyak di hadapan dolar AS. Rupiah (bersama ringgit Malaysia) menjadi mata uang terlemah kedua di Asia, hanya lebih baik dari won Korea Selatan. 

Memang yuan China mencatatkan depresiasi lebih dalam. Namun pasar keuangan Negeri Tirai Bambu masih tutup memperingati Tahun Baru Imlek, sehingga kurs yuan masih mencerminkan posisi akhir pekan lalu. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS dibandingkan mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:10 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Hari ini, memang praktis tidak ada sentimen yang mendukung rupiah. Dari sisi eksternal, dolar AS memang sedang menguat secara global. Pada pukul 08:12 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) masih menguat 0,01%. 

Kekuatan dolar AS hari ini hadir dari rilis data neraca perdagangan AS, yang pada November 2018 mencatat defisit US$ 49,3 miliar. Lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yang minus US$ 55,7 miliar. Defisit neraca perdagangan November 2018 menjadi yang terendah dalam 5 bulan. 

Ada harapan neraca perdagangan AS bisa membaik ke depannya, apalagi kalau damai dagang dengan China benar-benar terwujud. Ekspor AS bisa meningkat dan defisit bisa ditekan. 

Pasokan valas dan permintaan dolar AS akan meningkat seiring membaiknya ekspor Negeri Paman Sam. Artinya, dolar AS akan punya dasar untuk menguat. 

Kemudian dari dalam negeri, rupiah memang sejatinya perlu selalu waspada karena penguatan yang begitu tajam. Sejak awal tahun, rupiah sudah menguat 3,19% di hadapan dolar AS. 


Penguatan rupiah yang begitu tajam menjadikan mata uang ini rentan mengalami koreksi teknikal. Keuntungan yang sudah lumayan tentu menggoda pelaku pasar untuk mencairkannya. Rupiah pun rentan terkoreksi, dan itu bisa terjadi kapan saja. 

Sentimen eksternal dan domestik yang ada memang sulit dilawan. Oleh karena itu, sepertinya rupiah hanya bisa pasrah dan melemah.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular