
Tak Bisa Melawan, Rupiah Pasrah Melemah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 February 2019 08:25

Hari ini, memang praktis tidak ada sentimen yang mendukung rupiah. Dari sisi eksternal, dolar AS memang sedang menguat secara global. Pada pukul 08:12 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) masih menguat 0,01%.
Kekuatan dolar AS hari ini hadir dari rilis data neraca perdagangan AS, yang pada November 2018 mencatat defisit US$ 49,3 miliar. Lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yang minus US$ 55,7 miliar. Defisit neraca perdagangan November 2018 menjadi yang terendah dalam 5 bulan.
Ada harapan neraca perdagangan AS bisa membaik ke depannya, apalagi kalau damai dagang dengan China benar-benar terwujud. Ekspor AS bisa meningkat dan defisit bisa ditekan.
Pasokan valas dan permintaan dolar AS akan meningkat seiring membaiknya ekspor Negeri Paman Sam. Artinya, dolar AS akan punya dasar untuk menguat.
Kemudian dari dalam negeri, rupiah memang sejatinya perlu selalu waspada karena penguatan yang begitu tajam. Sejak awal tahun, rupiah sudah menguat 3,19% di hadapan dolar AS.
Penguatan rupiah yang begitu tajam menjadikan mata uang ini rentan mengalami koreksi teknikal. Keuntungan yang sudah lumayan tentu menggoda pelaku pasar untuk mencairkannya. Rupiah pun rentan terkoreksi, dan itu bisa terjadi kapan saja.
Sentimen eksternal dan domestik yang ada memang sulit dilawan. Oleh karena itu, sepertinya rupiah hanya bisa pasrah dan melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Kekuatan dolar AS hari ini hadir dari rilis data neraca perdagangan AS, yang pada November 2018 mencatat defisit US$ 49,3 miliar. Lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yang minus US$ 55,7 miliar. Defisit neraca perdagangan November 2018 menjadi yang terendah dalam 5 bulan.
Ada harapan neraca perdagangan AS bisa membaik ke depannya, apalagi kalau damai dagang dengan China benar-benar terwujud. Ekspor AS bisa meningkat dan defisit bisa ditekan.
Kemudian dari dalam negeri, rupiah memang sejatinya perlu selalu waspada karena penguatan yang begitu tajam. Sejak awal tahun, rupiah sudah menguat 3,19% di hadapan dolar AS.
Penguatan rupiah yang begitu tajam menjadikan mata uang ini rentan mengalami koreksi teknikal. Keuntungan yang sudah lumayan tentu menggoda pelaku pasar untuk mencairkannya. Rupiah pun rentan terkoreksi, dan itu bisa terjadi kapan saja.
Sentimen eksternal dan domestik yang ada memang sulit dilawan. Oleh karena itu, sepertinya rupiah hanya bisa pasrah dan melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular