
Dibayangi Shutdown Lanjutan, Wall Street akan Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 February 2019 18:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 80 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan turun masing-masing sebesar 10 dan 27 poin.
Potensi shutdown lanjutan membuat Wall Street tak bisa berbicara banyak. Belum lama ini, pemerintahan AS kembali dibuka setelah mengalami shutdown selama 35 hari lantaran anggaran belanja negara tak mampu diloloskan di Kongres.
Ketidaksepahaman terkait anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko antara Partai Demokrat dan Republik menjadi masalah yang mengganjal. Presiden AS Donald Trump kemudian menyetujui anggaran sementara tanpa anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko yang akan membuat pemerintahan AS beroperasi secara penuh hingga tanggal 15 Februari.
Dalam pidato State of the Union di hadapan Kongres kemarin malam waktu setempat (5/2/2019), Trump kembali bersumpah untuk membangun tembok perbatasan AS-Meksiko. Dirinya mendesak Partai Demokrat dan Republik agar mencapai kesepakatan sebelum tanggal 15 Februari.
"Di masa lalu, sebagian besar orang di ruangan ini memilih membangun tembok, tetapi tembok yang tepat tidak pernah dibangun. Saya akan membuatnya dibangun," kata Trump dalam pidatonya, dilansir dari Reuters.
Trump sebelumnya telah mengatakan bahwa dirinya tak segan untuk menutup lagi pemerintahan bila ia tidak mendapatkan dana pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko yang ia minta.
Selain itu, rilis data ekonomi yang mengecewakan masih membebani laju Wall Street. Kemarin, Non-Manufacturing PMI periode Januari 2019 versi ISM diumumkan di level 56,7, lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 57,2, seperti dilansir dari Forex Factory. Capaian tersebut menjadi yang terendah dalam 6 bulan.
Di sisi lain, pidato State of the Union yang dibawakan Trump tak sepenuhnya membawa hal negatif. Dalam pidato tersebut, Trump mengonfirmasi pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vietnam pada tanggal 27-28 Februari mendatang.
Selepas pertemuan Trump dan Kim pada tahun lalu, hubungan AS dan Korea Utara bisa dibilang pasang surut. Korea Utara beberapa kali mengeluarkan pernyataan keras, menyatakan keenganannya dalam melakukan denuklirisasi tanpa adanya timbal balik yang diberikan AS.
Kini, pelaku pasar kembali optimistis bahwa perdamaian di semenanjung Korea Utara bisa dicapai. Satu risiko besar yang menghantui pasar keuangan dunia yakni perang antara AS dan Korea Utara menjadi bisa diredam, setidaknya untuk saat ini.
Pada pukul 20:30 WIB, neraca perdagangan internasional AS (barang dan jasa) periode November 2018 akan diumumkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Gaduh Politik Belum Berakhir, Wall Street Akan Dibuka Melemah
Potensi shutdown lanjutan membuat Wall Street tak bisa berbicara banyak. Belum lama ini, pemerintahan AS kembali dibuka setelah mengalami shutdown selama 35 hari lantaran anggaran belanja negara tak mampu diloloskan di Kongres.
Ketidaksepahaman terkait anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko antara Partai Demokrat dan Republik menjadi masalah yang mengganjal. Presiden AS Donald Trump kemudian menyetujui anggaran sementara tanpa anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko yang akan membuat pemerintahan AS beroperasi secara penuh hingga tanggal 15 Februari.
"Di masa lalu, sebagian besar orang di ruangan ini memilih membangun tembok, tetapi tembok yang tepat tidak pernah dibangun. Saya akan membuatnya dibangun," kata Trump dalam pidatonya, dilansir dari Reuters.
Trump sebelumnya telah mengatakan bahwa dirinya tak segan untuk menutup lagi pemerintahan bila ia tidak mendapatkan dana pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko yang ia minta.
Selain itu, rilis data ekonomi yang mengecewakan masih membebani laju Wall Street. Kemarin, Non-Manufacturing PMI periode Januari 2019 versi ISM diumumkan di level 56,7, lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 57,2, seperti dilansir dari Forex Factory. Capaian tersebut menjadi yang terendah dalam 6 bulan.
Di sisi lain, pidato State of the Union yang dibawakan Trump tak sepenuhnya membawa hal negatif. Dalam pidato tersebut, Trump mengonfirmasi pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vietnam pada tanggal 27-28 Februari mendatang.
Selepas pertemuan Trump dan Kim pada tahun lalu, hubungan AS dan Korea Utara bisa dibilang pasang surut. Korea Utara beberapa kali mengeluarkan pernyataan keras, menyatakan keenganannya dalam melakukan denuklirisasi tanpa adanya timbal balik yang diberikan AS.
Kini, pelaku pasar kembali optimistis bahwa perdamaian di semenanjung Korea Utara bisa dicapai. Satu risiko besar yang menghantui pasar keuangan dunia yakni perang antara AS dan Korea Utara menjadi bisa diredam, setidaknya untuk saat ini.
Pada pukul 20:30 WIB, neraca perdagangan internasional AS (barang dan jasa) periode November 2018 akan diumumkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Gaduh Politik Belum Berakhir, Wall Street Akan Dibuka Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular