Risiko Gagal Bayar Rendah, Rating Obligasi XL di Level AAA

tahir saleh, CNBC Indonesia
06 February 2019 12:55
Fitch Ratings Indonesia menetapkan peringkat nasional jangka panjang AAA (idn) atas penerbitan obligasi operator seluler PT XL Axiata Tbk
Foto: CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat PT Fitch Ratings Indonesia menetapkan peringkat nasional jangka panjang AAA (idn) atas penerbitan obligasi operator seluler PT XL Axiata Tbk (EXCL) Rp 1 triliun dengan prospek stabil dan sukuk ijarah sebesar Rp 1 triliun.

Penerbitan ini adalah tahap kedua dari rencana Obligasi Berkelanjutan dengan total nilai sebesar Rp 5 triliun dan Sukuk Berkelanjutan Rp 5 triliun yang telah diafirmasi dengan rating AAA(idn) pada 7 Januari 2019.

EXCL akan menggunakan dana dari penerbitan ini untuk membiayai belanja modal yang terkait jaringan seperti pembelian base-station subsystem dan peralatan fibre-optic transmission.

Analis Fitch Ratings Christie Pardede, dalam keterangan resmi, mengungkapkan peringkat dua instrumen itu sama dengan peringkat nasional jangka panjang XL di level AAA (idn) dikarenakan risiko gagal bayar dari surat-surat utang senior tanpa jaminan ini setara dengan peringkat XL dan sesuai dengan definisi peringkat dari Fitch. "Peringkat juga mempertimbangkan struktur dan dokumentasi sukuk," katanya.

Menurut Fitch, peringkat nasional di kategori AAA menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan Fitch pada skala peringkat nasional untuk Indonesia.

Peringkat ini diberikan kepada emiten atau surat utang dengan ekspektasi risiko gagal bayar yang terendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.

Dalam pertimbangannya, Fitch menilai peringkat surat utang ini juga didorong peringkat dari induk usahanya, Axiata. "
Peringkat XL di BBB merefleksikan keunggulan kredit dari induknya dengan kepemilikan saham 66,4% dan berbasis di Malaysia, Axiata Group Berhad," tulis Fitch.

"Penilaian kami terhadap Axiata menggabungkan ekspektasi bahwa grup akan terus mengelola kebutuhan investasi untuk mempertahankan kekuatan kreditnya, walaupun marjin melemah dikarenakannya menurut penilaian kami."

Selain itu, pertumbuhan EBITDA grup Axiata juga menjadi pertimbangan. Investasi yang tinggi dan pengembalian kepada pemegang saham memberikan tekanan terhadap arus kas bebas perusahaan. Kami mungkin dapat mengambil tindakan pemeringkatan negatif jika hal ini tidak terjadi, yang akan mengarah pada tindakan yang terkait di level XL."

Tak hanya itu, Fitch juga menekankan adanya leverage perusahaan yang lebih tinggi. "Fitch memperkirakan FFO [funds from operation] adjusted net leverage naik di sekitar 2,5x di tahun 2019 dan 2020, sementara pada 2017 di level 2,3x."

Fitch menekankan bahwa laju deleveraging EXCL cenderung melambat, dengan meningkatnya tekanan belanja modal dengan dilanjutkannya ekpansi, dan pertumbuhan EBITDA yang moderat.

"Hutang XL, termasuk utang lease liabilities adalah Rp 15 triliun hingga akhir September 2018, pinjaman dalam dolar AS terdiri dari pinjaman bank sebesar US$ 300 juta jatuh tempo di tahun 2019, yang telah terlindung hingga jatuh tempo, mengurangi eksposur terhadap fluktuasi valuta asing."


(hps) Next Article Geliat Ekspansi, Capex EXCL Diprediksi Rp 8-9 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular