Geliat Ekspansi, Capex EXCL Diprediksi Rp 8-9 T

tahir saleh, CNBC Indonesia
06 February 2019 16:46
Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) diprediksi bakal menaikkan porsi dana belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun ini.
Foto: CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) diprediksi bakal menaikkan porsi dana belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun ini bisa mencapai Rp 8-9 triliun seiring dengan kebutuhan ekspansi.

Analis PT Fitch Ratings Indonesia Christie Pardede dalam riset berjudul Fitch: Peringkat Obligasi dan Sukuk XL Axiata di AAA(idn)" mengatakan kebutuhan capex yang tinggi didorong oleh peluncuran jaringan LTE (Long-Term Evolution) perseroan yang agresif.

Selain itu, perluasan cakupan telekomunikasi seluler EXCL di luar pulau Jawa juga menjadi pertimbangan prediksi kenaikan capex.

"Kami mengantisipasi belanja modal atau pendapatan meningkat ke 30%-36%% di tahun 2018-2019, sementara 2017 yakni 29,3%," kata Christie dalam riset Fitch.

"Strategi kepemimpinan data XL kemungkinan akan menaikkan tekanan belanja modal, yang kami perkirakan di sekitar Rp 8 triliun- Rp 9 triliun, sedangkan 2017 yakni Rp 7 triliun, walaupun manajemen XL belum mengumumkan anggaran belanja modal untuk tahun ini."

Menurut dia, XL diprediksi menghasilkan arus kas bebas negatif di jangka waktu menengah. "Proyeksi kami tidak mengasumsikan pembayaran dividen, dikarenakan manajemen XL akan menginvestasikan kembali arus kas ke dalam operasinya."

Sebelumnya Fitch menetapkan peringkat nasional jangka panjang AAA (idn) atas penerbitan obligasi operator seluler XL Axiata Rp 1 triliun dengan prospek stabil dan sukuk ijarah sebesar Rp 1 triliun.

Penerbitan ini adalah tahap kedua dari rencana Obligasi Berkelanjutan dengan total nilai sebesar Rp 5 triliun dan Sukuk Berkelanjutan Rp 5 triliun yang telah diafirmasi dengan rating AAA(idn) pada 7 Januari 2019.

EXCL akan menggunakan dana dari penerbitan ini untuk membiayai belanja modal yang terkait jaringan seperti pembelian base-station subsystem dan peralatan fibre-optic transmission.

Menurut Fitch, EXCL dapat dibandingkan dengan rekan terdekatnya yakni PT Indosat Tbk (ISAT) dengan rating BBB+/AAA (idn), berdasarkan skala operasi seluler di Indonesia dan tingkat net leverage yang lebih rendah.

"XL telah mengambilalih posisi Indosat sebagai operator seluler terbesar kedua berdasarkan pembagian pendapatan sejak kuartal pertama 2018, disebabkan dengan penurunan jumlah pelanggan Indosat setelah penerapan registrasi SIM di Indonesia."

Penurunan EBITDA Indosat dan kenaikan tekanan belanja modal, menurut Fitch kemungkinan dapat mendorong FFO [funds from operation] adjusted net leverage EXCL menjadi lebih tinggi ke sekitar 3,0x.

Fitch juga menekankan bahwa laju deleveraging EXCL cenderung melambat, dengan meningkatnya tekanan belanja modal dengan dilanjutkannya ekpansi, dan pertumbuhan EBITDA yang moderat.

"Utang XL, termasuk utang lease liabilities adalah Rp 15 triliun hingga akhir September 2018, pinjaman dalam dolar AS terdiri dari pinjaman bank sebesar US$ 300 juta jatuh tempo di tahun 2019, yang telah terlindung hingga jatuh tempo, mengurangi eksposur terhadap fluktuasi valuta asing."
(hps) Next Article Risiko Gagal Bayar Rendah, Rating Obligasi XL di Level AAA

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular