
PGN Akan Pasok Gas ke Kilang Pertamina di Proyek Green BBM RI
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
05 February 2019 11:50

Jakarta, CNBC Indonesia- Demi menekan defisit dagang migas akibat impor yang terus membengkak, RI tengah menyiapkan peta jalan untuk kembangkan bahan bakar 'hijau'.
Bahan bakar 'hijau' atau ramah lingkungan ini akan digarap oleh Pertamina, bersama-sama dengan penelitan dari ITB dan juga BPPT.
Belakangan, PT PGN Tbk (PGAS) juga turut dilibatkan, namun dikhususkan untuk memasok gas ke kilang-kilang Pertamina yang akan jadi andalan di pengembangan green BBM.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan pihaknya akan memasok gas yang dibutuhkan untuk kilang Pertamina yang akan proses CPO jadi BioDiesel. "Kalau Pertamina bangun bio hydrotreated diesel plant bekerja sama dengan ITB dan BPPT untuk hasilkan green diesel, yang perlu pasokan gas untuk energinya dan untuk bahan bakunya," ujar Gigih dalam keterangan tertulis, Selasa (5/2/2019).
Keterlibatan PGN dalam pasok gas ini juga diungkap kemarin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. "BPPT, Pertamina, ITB sudah jadi semua. Kita bikin terintegrasi sehingga harapannya tahun depan sudah mulai ada percobaan untuk gunakan palm oil untuk green diesel. Di samping B20 dan B30 juga jalan terus," kata Luhut, Senin (4/2/2019).
Rencananya, empat kilang Pertamina akan terus dikembangkan untuk hasilkan bahan bakar energi hijau. Mulai dari green gasoline (Pertamax Cs) -green diesel (solar), green LPG, sampai green avtur.
Empat kilang yang dimaksud adalah kilang Plaju, kilang Cilacap, kilang Balongan, dan kilang Dumai. Namun, semuanya dilakukan secara bertahap.
Berdasarkan paparan Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero), Budi Santoso Syarif, sampai saat ini Pertamina telah uji coba di Kilang Plaju dengan metode co processing. Di kilang Plaju, Pertamina menguji coba mencampur CPO dengan minyak crude (mentah).
Proyeksinya jika berjalan lancar, produksi green gasoline 92 bisa mencapai 3 juta barel per bulan atau 487 ribu KL. Sementara LPG bisa mencapai 1 juta barel per bulan atau 104 ribu ton per bulan. "Ini bisa kurangi penggunaan crude 23 ribu barel sehari setara dengan penghematan US$ 500 juta per tahun."
(gus) Next Article PGN Raih Juara 3 The Asset Manager 2020
Bahan bakar 'hijau' atau ramah lingkungan ini akan digarap oleh Pertamina, bersama-sama dengan penelitan dari ITB dan juga BPPT.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan pihaknya akan memasok gas yang dibutuhkan untuk kilang Pertamina yang akan proses CPO jadi BioDiesel. "Kalau Pertamina bangun bio hydrotreated diesel plant bekerja sama dengan ITB dan BPPT untuk hasilkan green diesel, yang perlu pasokan gas untuk energinya dan untuk bahan bakunya," ujar Gigih dalam keterangan tertulis, Selasa (5/2/2019).
Keterlibatan PGN dalam pasok gas ini juga diungkap kemarin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. "BPPT, Pertamina, ITB sudah jadi semua. Kita bikin terintegrasi sehingga harapannya tahun depan sudah mulai ada percobaan untuk gunakan palm oil untuk green diesel. Di samping B20 dan B30 juga jalan terus," kata Luhut, Senin (4/2/2019).
Rencananya, empat kilang Pertamina akan terus dikembangkan untuk hasilkan bahan bakar energi hijau. Mulai dari green gasoline (Pertamax Cs) -green diesel (solar), green LPG, sampai green avtur.
Empat kilang yang dimaksud adalah kilang Plaju, kilang Cilacap, kilang Balongan, dan kilang Dumai. Namun, semuanya dilakukan secara bertahap.
Berdasarkan paparan Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero), Budi Santoso Syarif, sampai saat ini Pertamina telah uji coba di Kilang Plaju dengan metode co processing. Di kilang Plaju, Pertamina menguji coba mencampur CPO dengan minyak crude (mentah).
Proyeksinya jika berjalan lancar, produksi green gasoline 92 bisa mencapai 3 juta barel per bulan atau 487 ribu KL. Sementara LPG bisa mencapai 1 juta barel per bulan atau 104 ribu ton per bulan. "Ini bisa kurangi penggunaan crude 23 ribu barel sehari setara dengan penghematan US$ 500 juta per tahun."
(gus) Next Article PGN Raih Juara 3 The Asset Manager 2020
Most Popular