IHSG Mendadak Balik Arah memerah, Apa Apa?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 February 2019 11:03
IHSG Mendadak Balik Arah memerah, Apa Apa?
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini harus berkutat di zona merah. Pada pukul 10:40 WIB, IHSG melemah 0,34% ke level 6.516,53. Padahal, IHSG dibuka menguat 0,03% dan sempat menguat hingga 0,27%.

Kuatnya data angka tenaga kerja AS yang sempat memantik aksi beli di pasar saham tanah air kini justru menjadi bumerang. Akhir pekan lalu, Jumat (1/2/2019), data penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian di AS untuk periode Januari 2019 diumumkan. Hasilnya, data lapangan kerja tercatat sebanyak 304.000, jauh mengungguli ekspektasi yang sebanyak 165.000, seperti dilansir dari Forex Factory.

Terlepas dari sentimen tutupnya sebagian operasional pemerintah AS (partial government shutdown) yang melanda sepanjang bulan lalu, ternyata optimisme pelaku usaha tetap tinggi, dibuktikan oleh pesatnya penciptaan lapangan kerja.

Lantas, timbul persepsi bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS masih akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 3 Februari 2019, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 1 kali (25 bps) pada tahun ini adalah sebesar 4,2%.

Memang masih kecil, namun probabilitas sebesar 4,2% tersebut merupakan kenaikan dari posisi 1 Februari yang sebesar 0%.

Lantas, dolar AS menjadi mendapatkan 'bensin' untuk menguat. Hingga berita ini diturunkan, indeks dolar AS menguat sebesar 0,06%. Di sisi lain, rupiah melemah 0,39% di pasar spot ke level Rp 13.990/dolar AS.

Pelemahan rupiah kemudian dijadikan justifikasi oleh investor asing untuk melakukan aksi ambil untung. Investor asing saat ini sudah membukukan jual bersih senilai Rp 39,2 miliar.

Maklum jika investor asing memilih untuk melakukan ambil untung. Sepanjang tahun ini hingga akhir pekan lalu, IHSG telah melejit sebesar 5,56% dan investor asing telah membukukan beli bersih senilai Rp 14,5 triliun.

Saham-saham yang banyak dilepas investor asing di antaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 54,2 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 16,3 miliar), PT Sarana Menara Nusantara Tbk/TOWR (Rp 6 miliar), PT Pakuwon Jati Tbk/PWON (Rp 5,8 miliar), dan PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 3,6 miliar).
Lebih lanjut, potensi eskalasi perang dagang AS-China ikut membawa bursa saham Indonesia turun ke zona merah. Pada hari Rabu dan Kamis pekan lalu, AS dan China menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi yang melibatkan tokoh-tokoh penting seperti Wakil Perdana Menteri China Liu He, Gubernur Bank Sentral China Yi Gang, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.

Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa masih diperlukan kerja keras untuk mampu menyegel kesepakatan dagang.

“Kami belum siap untuk menyetujui kesepakatan dagang,” kata Kudlow kepada Bloomberg TV, seperti dikutip dari Reuters.

“Kami jauh dari itu [kesepakatan dagang]. Masih banyak kerja keras kedepannya.”

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump juga mengakui bahwa dirinya tak yakin apakah kesepakatan dagang dengan China bisa dicapai.

Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih sudah menegaskan bahwa bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan tetap dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%), jika kesepakatan dagang tak juga tercapai hingga tanggal 2 Maret.

Memang, masih ada harapan untuk mencapai kesepakatan dagang. China mengundang Mnuchin dan Lighthizer untuk memboyong delegasi AS ke Beijing untuk berdialog pada pertengahan Februari.

Kemudian, Trump juga berencana untuk menggelar pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping. Belum ada kabar yang lebih spesifik mengenai pertemuan ini, tetapi Trump mengungkapkan bahwa pertemuan bisa berlangsung lebih dari sekali.

Namun tetap saja, waktu terus menipis dan eskalasi perang dagang AS-China menjadi sesuatu yang mungkin terjadi.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular