
Angin Segar dari China & AS Bawa IHSG Finis di Zona Hijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 March 2019 16:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu hari menjelang libur hari raya Nyepi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,26% ke level 6.457,96.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 0,6%, indeks Straits Times turun 0,09%, dan indeks Kospi turun 0,17%. Sementara itu, indeks Shanghai melesat 1,57% dan indeks Hang Seng naik 0,26%.
Potensi memanasnya hubungan antara AS dengan Korea Utara membuat bursa saham regional mengalami tekanan jual. Media asal Korea Selatan yakni Yonhap News Agency melaporkan bahwa Korea Utara telah mulai membangun kembali fasilitas uji coba senjata nuklir yang sempat dilucuti sebelumnya, selepas pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura pada tahun 2018.
Fasilitas yang dimaksud adalah Sohae Satellite Launching Station di Tongchang-ri, seperti dilansir dari Reuters.
Sebagai informasi, pada pekan lalu kedua pimpinan negara kembali menggelar pertemuan di Hanoi, Vietnam. Namun, keduanya mengakhiri pertemuan selama 2 hari tanpa menyetujui kesepakatan apapun. Padahal, Gedung Putih sempat mengabarkan bahwa Trump dan Kim akan menandatangani sebuah kesepakatan.
Dari konferensi pers Trump yang digelar di tempatnya menginap yakni hotel JW Marriott, diketahui bahwa Korea Utara hanya bersedia untuk melakukan denuklirisasi di beberapa area yang dianggap tak begitu signifikan oleh AS. Sebagai gantinya, Korea Utara meminta seluruh sanksi yang telah dibebankan oleh AS untuk dicabut, sebuah hal yang tak bisa dipenuhi AS.
"Terkadang Anda harus meninggalkannya, dan ini hanyalah salah satu dari waktu tersebut.... Ada sebuah perbedaan (dengan Korea Utara)," kata Trump dalam konferensi pers-nya di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019).
Perkembangan tersebut sangat mungkin membuat kedua negara terlibat perang kata-kata kembali yang pada akhirnya bisa berakhir menjadi perang sungguhan, sesuatu yang sangat ditakutkan oleh pelaku pasar keuangan dunia.
Sebelumnya, Penasehat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan bahwa AS berencana menerapkan sanksi yang baru bagi Korea Utara jika Pyongyang tak juga merelakan senjata nuklir-nya.
"Jika mereka tidak mau melakukan itu (denuklirisasi), maka saya rasa sikap Presiden Trump sudah sangat jelas. Mereka tidak akan mendapatkan keringanan sanksi ekonomi dan justru kami akan mempertimbangkan untuk menambah sanksi-nya," tegas Bolton dalam wawancara dengan Fox Business Network, dikutip dari Reuters.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 0,6%, indeks Straits Times turun 0,09%, dan indeks Kospi turun 0,17%. Sementara itu, indeks Shanghai melesat 1,57% dan indeks Hang Seng naik 0,26%.
Potensi memanasnya hubungan antara AS dengan Korea Utara membuat bursa saham regional mengalami tekanan jual. Media asal Korea Selatan yakni Yonhap News Agency melaporkan bahwa Korea Utara telah mulai membangun kembali fasilitas uji coba senjata nuklir yang sempat dilucuti sebelumnya, selepas pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura pada tahun 2018.
Sebagai informasi, pada pekan lalu kedua pimpinan negara kembali menggelar pertemuan di Hanoi, Vietnam. Namun, keduanya mengakhiri pertemuan selama 2 hari tanpa menyetujui kesepakatan apapun. Padahal, Gedung Putih sempat mengabarkan bahwa Trump dan Kim akan menandatangani sebuah kesepakatan.
Dari konferensi pers Trump yang digelar di tempatnya menginap yakni hotel JW Marriott, diketahui bahwa Korea Utara hanya bersedia untuk melakukan denuklirisasi di beberapa area yang dianggap tak begitu signifikan oleh AS. Sebagai gantinya, Korea Utara meminta seluruh sanksi yang telah dibebankan oleh AS untuk dicabut, sebuah hal yang tak bisa dipenuhi AS.
"Terkadang Anda harus meninggalkannya, dan ini hanyalah salah satu dari waktu tersebut.... Ada sebuah perbedaan (dengan Korea Utara)," kata Trump dalam konferensi pers-nya di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019).
Perkembangan tersebut sangat mungkin membuat kedua negara terlibat perang kata-kata kembali yang pada akhirnya bisa berakhir menjadi perang sungguhan, sesuatu yang sangat ditakutkan oleh pelaku pasar keuangan dunia.
Sebelumnya, Penasehat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan bahwa AS berencana menerapkan sanksi yang baru bagi Korea Utara jika Pyongyang tak juga merelakan senjata nuklir-nya.
"Jika mereka tidak mau melakukan itu (denuklirisasi), maka saya rasa sikap Presiden Trump sudah sangat jelas. Mereka tidak akan mendapatkan keringanan sanksi ekonomi dan justru kami akan mempertimbangkan untuk menambah sanksi-nya," tegas Bolton dalam wawancara dengan Fox Business Network, dikutip dari Reuters.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular