
The Fed Dovish, Harga Obligasi RI Ikut Terkerek Naik
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
31 January 2019 18:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat pada perdagangan hari ini di tengah euforia pasar terhadap nada kalem (dovish) The Fed tadi pagi. Kenaikan harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain, baik negara berkembang maupun negara maju.
Data Refinitiv menunjukkan kenaikan harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Seri acuan paling menguat adalah seri 5 tahun, dengan penurunan yield 7,4 basis poin (bps) menjadi 7,92%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 31 Jan 2019
Sumber: Refinitiv
Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat. Indeks tersebut naik 1,47 poin (0,63%) menjadi 237,53 dari posisi kemarin 236,05.
Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 542 bps, menyempit dari posisi kemarin 544 bps. Yield US Treasury 10 tahun turun hingga 2,67% dari posisi kemarin 2,71%.
Yield US Treasury Acuan 31 Jan 2019
Sumber: Refinitiv Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 902,67 triliun SBN, atau 37,31% dari total beredar Rp 2.419 triliun berdasarkan data per 29 Januari.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 9,42 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, tetapi persentasenya masih turun dari 37,71% pada periode yang sama.
Dari pasar surat utang negara berkembang, pasar obligasi bergejolak positif seperti yang terjadi di China, India, Filipina, Rusia, Singapura, dan Afsel. Di negara maju, penguatan terjadi di pasar bund Jerman, OAT Perancis, gilt Inggris, JGB Jepang, dan US Treasury di AS.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Koreksi Melebar, Yield Obligasi Pemerintah Dekati 8,5%
Data Refinitiv menunjukkan kenaikan harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Yield Obligasi Negara Acuan 31 Jan 2019
Seri | Jatuh tempo | Yield 30 Jan 2019 (%) | Yield 31 Jan 2019 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 30 Jan'19 |
FR0077 | 5 tahun | 7.994 | 7.92 | -7.40 | 7.8105 |
FR0078 | 10 tahun | 8.162 | 8.098 | -6.40 | 7.9410 |
FR0068 | 15 tahun | 8.51 | 8.491 | -1.90 | 8.2795 |
FR0079 | 20 tahun | 8.575 | 8.541 | -3.40 | 8.4091 |
Avg movement | -4.77 |
Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat. Indeks tersebut naik 1,47 poin (0,63%) menjadi 237,53 dari posisi kemarin 236,05.
Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 542 bps, menyempit dari posisi kemarin 544 bps. Yield US Treasury 10 tahun turun hingga 2,67% dari posisi kemarin 2,71%.
Yield US Treasury Acuan 31 Jan 2019
Seri | Benchmark | Yield 30 Jan 2019 (%) | Yield 31 Jan 2019 (%) | Selisih (Inversi) | Satuan Inversi |
UST BILL 2019 | 3 Bulan | 2.417 | 2.425 | 3 bulan-5 tahun | -4.3 |
UST 2020 | 2 Tahun | 2.526 | 2.492 | 2 tahun-5 tahun | 2.4 |
UST 2021 | 3 Tahun | 2.5 | 2.467 | 3 tahun-5 tahun | -0.1 |
UST 2023 | 5 Tahun | 2.505 | 2.468 | 3 bulan-10 tahun | -23.6 |
UST 2028 | 10 Tahun | 2.695 | 2.661 | 2 tahun-10 tahun | -16.9 |
Angka kepemilikannya masih positif Rp 9,42 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, tetapi persentasenya masih turun dari 37,71% pada periode yang sama.
Dari pasar surat utang negara berkembang, pasar obligasi bergejolak positif seperti yang terjadi di China, India, Filipina, Rusia, Singapura, dan Afsel. Di negara maju, penguatan terjadi di pasar bund Jerman, OAT Perancis, gilt Inggris, JGB Jepang, dan US Treasury di AS.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 30 Jan 2019 (%) | Yield 31 Jan 2019 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 9.04 | 9.06 | 2.00 |
China | 3.144 | 3.13 | -1.40 |
Jerman | 0.186 | 0.174 | -1.20 |
Perancis | 0.595 | 0.573 | -2.20 |
Inggris | 1.255 | 1.234 | -2.10 |
India | 7.526 | 7.52 | -0.60 |
Italia | 2.6 | 2.569 | -3.10 |
Jepang | 0.005 | -0.002 | -0.70 |
Malaysia | 4.061 | 4.076 | 1.50 |
Filipina | 6.475 | 6.403 | -7.20 |
Rusia | 8.28 | 8.14 | -14.00 |
Singapura | 2.195 | 2.151 | -4.40 |
Thailand | 2.45 | 2.425 | -2.50 |
Turki | 14.34 | 13.89 | -45.00 |
Amerika Serikat | 2.695 | 2.67 | -2.50 |
Afrika Selatan | 8.76 | 8.605 | -15.50 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Koreksi Melebar, Yield Obligasi Pemerintah Dekati 8,5%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular