
Sasar Investasi Rp 792 T di 2019, BKPM Andalkan E-commerce
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
31 January 2019 08:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menetapkan target investasi langsung sebesar Rp 792 triliun di tahun ini.
Nilai tersebut naik 9,8% dari realisasi investasi tahun lalu yang mencapai Rp 721,3 triliun.
Kepala BKPM Thomas Lembong menegaskan perlunya tambahan insentif ataupun membuat insentif yang sudah ada menjadi lebih agresif demi menarik lebih banyak penanaman modal asing (PMA). Selain itu, masih ada pekerjaan rumah yang perlu diperbaiki pemerintah, seperti peningkatan skill atau kemampuan tenaga kerja dalam negeri.
"Negara tetangga, seperti Vietnam dan Thailand, super-agresif, terlihat dari data investasi dan ekspor mereka. Mereka benar-benar melakukan deregulasi. Bahkan, Vietnam mengalami investment boom di saat terjadi penurunan FDI [PMA] secara global," jelas Lembong di kantornya, Rabu (30/1/2019).
Sementara itu, ia memandang realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di tahun lalu tumbuh sangat sehat dan berhasil mengompensasi realisasi PMA yang turun 8,8%.
Ia memproyeksi akan ada tiga sektor baru yang menggerakkan investasi di tahun ini, yakni smelter industri logam, e-commerce dan ekonomi digital, serta pariwisata dan lifestyle.
"Dua terakhir pasti berinvestasi di bangunan. Startup unicorn dengan suntikan dana besar akan menambah tenaga kerja sehingga pasti menambah perkantoran," ujarnya.
"Mereka juga butuh membangun jaringan logistik yang lebih luas dengan pergudangan baru. Sementara investasi di pariwisata pasti akan berfokus di perhotelan dan kawasan wisata," jelasnya.
Tom Lembong mengungkapkan ada beberapa startup unicorn yang sudah masuk tahap financial closing pendanaan baru, namun investor belum menyuntikkan dananya ke Tanah Air.
"Jadi, masih ada tabungan untuk kuartal I hingga kuartal II tahun ini. Harus diakui aliran FDI ke e-commerce justru membludak saat FDI secara global turun. Tapi saya percaya arus modal ke e-commerce ini sustainable," ungkapnya.
Ia memperkirakan arus modal ke e-commerce menyumbang 15-20% dari PMA yang masuk per tahunnya.
Simak video mengenai lima negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia berikut ini.
(prm) Next Article Ekonom: Investasi Bisa Tumbuh 6% di Tahun Politik
Nilai tersebut naik 9,8% dari realisasi investasi tahun lalu yang mencapai Rp 721,3 triliun.
Kepala BKPM Thomas Lembong menegaskan perlunya tambahan insentif ataupun membuat insentif yang sudah ada menjadi lebih agresif demi menarik lebih banyak penanaman modal asing (PMA). Selain itu, masih ada pekerjaan rumah yang perlu diperbaiki pemerintah, seperti peningkatan skill atau kemampuan tenaga kerja dalam negeri.
Sementara itu, ia memandang realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di tahun lalu tumbuh sangat sehat dan berhasil mengompensasi realisasi PMA yang turun 8,8%.
Ia memproyeksi akan ada tiga sektor baru yang menggerakkan investasi di tahun ini, yakni smelter industri logam, e-commerce dan ekonomi digital, serta pariwisata dan lifestyle.
"Dua terakhir pasti berinvestasi di bangunan. Startup unicorn dengan suntikan dana besar akan menambah tenaga kerja sehingga pasti menambah perkantoran," ujarnya.
"Mereka juga butuh membangun jaringan logistik yang lebih luas dengan pergudangan baru. Sementara investasi di pariwisata pasti akan berfokus di perhotelan dan kawasan wisata," jelasnya.
![]() |
Tom Lembong mengungkapkan ada beberapa startup unicorn yang sudah masuk tahap financial closing pendanaan baru, namun investor belum menyuntikkan dananya ke Tanah Air.
"Jadi, masih ada tabungan untuk kuartal I hingga kuartal II tahun ini. Harus diakui aliran FDI ke e-commerce justru membludak saat FDI secara global turun. Tapi saya percaya arus modal ke e-commerce ini sustainable," ungkapnya.
Ia memperkirakan arus modal ke e-commerce menyumbang 15-20% dari PMA yang masuk per tahunnya.
Simak video mengenai lima negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia berikut ini.
(prm) Next Article Ekonom: Investasi Bisa Tumbuh 6% di Tahun Politik
Most Popular