Melemah Sendirian, Rupiah Paling Merana di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 January 2019 16:47
Melemah Sendirian, Rupiah Paling Merana di Asia
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah menjadi satu-satunya mata uang utama Asia yang melemah. 

Pada Rabu (30/1/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.125 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah 0,25% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya.  

Kala pembukaan pasar, rupiah melemah tipis 0,01%. Rupiah kemudian sempat menguat 0,04%, tetapi penguatan itu ternyata hanya bertahan sebentar. 


Rupiah kemudian melemah dan pelemahannya semakin dalam. Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini: 

 

Rupiah jadi mata uang paling merana di Asia. Bagaimana tidak, seluruh mata uang utama Benua Kuning mampu menguat terhadap dolar AS. Bahkan baht Thailand yang sempat lebih menderita dari rupiah pun bisa berbalik menguat. 


Dengan begitu, rupiah tidak bisa lagi menghindar dari posisi juru kunci klasemen mata uang Asia. Bukan cuma terlemah, rupiah juga melemah sendirian. Malang nian... 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:11 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Rupiah gagal memanfaatkan aura positif yang menyebar di Asia. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, kasus yang melibatkan Huawei adalah hal yang terpisah dengan dialog dagang AS-China.

Kemarin, pemerintah AS resmi menjatuhkan tuntutan hukum kepada perusahaan telekomunikasi asal China tersebut. Huawei dituding berbisnis dengan Iran (yang sedang dikenai sanksi ekonomi) dan mencuri teknologi robotik milik T-Mobile. 


Kejadian itu kebetulan berdekatan dengan kedatangan Wakil Perdana Menteri China Liu He ke Washington pada 30-31 Januari waktu setempat. Pelaku pasar khawatir tuntutan hukum kepada Huawei akan mengacaukan proses damai dagang AS-China. 

"Itu (kasus Huawei) adalah isu yang terpisah, dialog yang berbeda. Jadi itu tidak akan dibahas dalam dialog perdagangan. Isu-isu yang terkait pelanggaran hukum jalurnya berbeda," tegas Mnuchin dalam wawancara dengan Fox Business, mengutip Reuters. 

Pernyataan Mnuchin sedikit banyak melegakan pelaku pasar. Harapan damai dagang AS-China masih terbuka, sehingga investor bisa kembali fokus untuk mengoleksi aset-aset berisiko di negara berkembang. Arus modal mengalir ke Asia dan memperkuat mata uang Benua Kuning. 


(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


Mau bagaimana lagi, sentimen negatif yang membelit rupiah memang lumayan banyak. Pertama, rupiah sudah menguat tajam dalam beberapa waktu terakhir. 

Sejak awal tahun, rupiah sudah menguat 1,74% di hadapan dolar AS. Penguatan rupiah menjadi salah satu yang terbaik di Asia. 


Penguatan rupiah yang luar biasa ini membuatnya rawan koreksi teknikal. Koreksi itu bisa terjadi kapan saja, dan sepertinya momen itu adalah hari ini. 

Kedua, mendekati akhir bulan biasanya kebutuhan valas korporasi meningkat. Permintaan valas yang tinggi membuat rupiah mengalami tekanan jual sehingga nilainya melemah. 

Ketiga, ada rilis data ekonomi yang kurang menggembirakan. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pertumbuhan investasi pada kuartal IV-2018 hanya 3,5%. Sementara sepanjang 2018, investasi tumbuh 4,1%. 

Catatan ini jauh melambat dibandingkan 2017. Pada kuartal IV-2017, investasi tumbuh 12,7% sementara sepanjang tahun tumbuh 13,1%. 

Ditambah dengan net ekspor yang kemungkinan besar negatif, perlambatan investasi tentu semakin membebani pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan konsensus sementara yang dihimpun CNBC Indonesia, pertumbuhan ekonomi 2018 diperkirakan sebesar 5,15%. Lumayan dibandingkan negara-negara lain, tapi jauh di bawah asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yaitu 5,4%. 

Sentimen negatif dari data investasi ikut menambah beban rupiah. Begitu beratnya beban yang ditanggung membuat rupiah harus rela kesepian di zona merah, tidak ada mata uang Asia yang bersedia menemani.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular