Ini Sumber Masalah Ekonomi Dunia Versi Menkeu

Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
30 January 2019 10:20
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan beberapa tantangan yang menghadang di tahun 2018.
Foto: Demonstran membakar sebuah peti kotak dengan bendera AS di luar Pertemuan Menteri Investasi dan Perdagangan G20 di Mar del Plata, Argentina. (REUTERS/Scott Squires)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan beberapa tantangan yang menghadang di tahun 2018 dari ekonomi global masih akan berlangsung tahun ini sehingga perlu kombinasi kebijakan antara pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan bank sentral.

Beberapa tantangan yang menghadang sejak tahun 2018 di dunia yakni krisis ekonomi di Argentina dan Turki yang masih berjuang menyelesaikan kendala ekonomi. Selain itu, India yang sebetulnya menjadi 'champion' di Asia juga ekonominya masih bergejolak.  

"Indonesia bukan pengecualian, tapi dengan kebijakan antara pemerintah, bank sentral, dan Otoritas Jasa Keuangan, kita bisa me-manage 2018 relatively well," kata Menkeu saat 
membuka Mandiri Investment Forum 2019 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Sebagaimana diketahui, selain Turki dan Venezuela, Argentina memang juga diguncang krisis ekonomi karena nilai peso Argentina merosot sehingga memicu inflasi naik. Mata uang lira Turki juga terperosok tajam terhadap dolar Amerika Serikat.

Di sisi lain, Sri Mulyani menegaskan satu kendala lain yakni perlambatan ekonomi China, perang dagang antara AS-China, dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit.

"Kalau Anda berlayar tidak terus mulus kan, kita harus hadapi topan badai. Yang harus terus berlanjut adalah komitmen Indonesia. Brexit sangat populer di Indonesia. Tapi Brexit akan terus menjadi masalah brexit."

Menurut Sri Mulyani, selama periode kritis, pemerintah dan BI tidak ragu untuk menyesuaikan kebijakan bersama sehingga nilai tukar bisa terkendali dan inflasi stabil.

"K
ita terus membahas dan koordinasi agar bisa melanjutkan antara kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan kesejahteraan, menurunkan kemiskinan, dan meningkatkan lapangan pekerjaan. Jika stabilitas dan pertumbuhan, Indonesia selalu dilihat, kita slalu bertahan di saat-saat sulit."

"Dengan begitu Indonesia harus tetap tangguh dalam maintaning momentum stabilitas dan memperkuat fundamental. Kita tahun ini 5,3% target tumbuh. Growth rate akan terus membaik untuk bisa mengurangi kemiskinan. Kita akan gunakan fiskal tools dalam menghadapi fundamental ekonomi."

(tas) Next Article Ini Alasan Rupiah Belum Mampu Bangkit Lawan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular