Properti Ramai, Ciptadana Bakal Rilis Dua DIRE Rp 540 M
29 January 2019 12:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan manajer investasi PT Ciptadana Asset Management berencana kembali menerbitkan dua produk Dana Investasi Real Estat (DIRE) senilai Rp 540 miliar pada tahun ini.
Perusahaan baru mencatatan DIRE keduanya yakni DIRE Ciptadana Properti Perhotelan Padjajaran di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa (29/1/2019).
Direktur Utama Ciptadana Asset Management Paula Rianty Komarudin mengatakan tahun ini perusahaan menargetkan ada empat produk DIRE yang bakal dicatatkan di BEI. Untuk DIRE ketiga, aset portofolionya adalah 9 gudang industri senilai Rp 340 miliar di Bekasi, Jawa Barat.
Adapun untuk DIRE keempat aset underlying-nya yakni hotel di luar Jawa dengan nilai sebesar Rp 200 miliar.
"Akhir tahun akan ada 4 DIRE, hotel selanjutnya ada di Kalimantan atau Sumatera, kalau di Jakarta harga tanah mahal. DIRE keempat nilainya RP 200 miliar," tutur Paula Rianty usai pencatatan produk di BEI, Jakarta.
Pada 2012, perusahaan sudah menerbitkan DIRE atau Real Estate Investment Trust (REITs) pertama yang kemudian diperjualbelikan di BEI dengan kode perdagangan XCID pada 2013. Aset utama produk ini ialah mall retail di Kota Solo.
Adapun pada Selasa ini, DIRE kedua diterbitkan dengan aset portofolionya Hotel Padjajaran Suites dengan luas tanah 3.684 m² dan luas bangunan 11.148 m² di kota Bogor.
(tas)
Perusahaan baru mencatatan DIRE keduanya yakni DIRE Ciptadana Properti Perhotelan Padjajaran di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa (29/1/2019).
Direktur Utama Ciptadana Asset Management Paula Rianty Komarudin mengatakan tahun ini perusahaan menargetkan ada empat produk DIRE yang bakal dicatatkan di BEI. Untuk DIRE ketiga, aset portofolionya adalah 9 gudang industri senilai Rp 340 miliar di Bekasi, Jawa Barat.
Adapun untuk DIRE keempat aset underlying-nya yakni hotel di luar Jawa dengan nilai sebesar Rp 200 miliar.
Pada 2012, perusahaan sudah menerbitkan DIRE atau Real Estate Investment Trust (REITs) pertama yang kemudian diperjualbelikan di BEI dengan kode perdagangan XCID pada 2013. Aset utama produk ini ialah mall retail di Kota Solo.
Adapun pada Selasa ini, DIRE kedua diterbitkan dengan aset portofolionya Hotel Padjajaran Suites dengan luas tanah 3.684 m² dan luas bangunan 11.148 m² di kota Bogor.
DIRE kedua ini dicatatkan di BEI dengan kode saham XCIS, sebanyak 1,05 miliar unit penyertaan dengan nilai aktiva bersih Rp 100. Dengan demikian, dana kelolaan DIRE tersebut sebesar Rp 105 miliar.
Paula menjelaskan, instrumen investasi DIRE punya ketahahan meski kondisi pasar sedang lesu. Pun demikian halnya ketika kondisi pasar trennya sedang bergerak naik, DIRE cenderung lebih stabil dengan pembagian dividen yang sudah ditentukan setahun 4 kali.
"DIRE ini berupaya memberikan dividen per tahun 9,01% nett dan bebas pajak. Investor menerima nett di atas rata-rata deposito," ujarnya.
Dari sisi likuiditas, Paula menilai sektor properti, khususnya hotel yang menjadi aset produk DIRE di Bogor, memiilki pendapatan yang positif. Ditambah lagi bisnis perhotelan saat ini cukup baik, terlihat dari okupansinya yang mencapai 70%.
Jika nantinya tidak dapat mencapai bunga yang ditetapkan, Paula mengatakan bahwa aset Hotel Padjajaran tersebut sudah memiliki satu penyewa tetap selama 10 tahun. "Mau hotel ramai dan sepi penyewa yang tanggung. Full comitment dari penyewa atau master list," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan Ciptdana Asset menjadi pelopor penerbitan DIRE di Indonesia. "Melalui instrumen ini bisa menjadi alternatif investasi yang menarik dan memberikan keuntungan bagi investor di pasar modal," kata Nyoman.
Paula menjelaskan, instrumen investasi DIRE punya ketahahan meski kondisi pasar sedang lesu. Pun demikian halnya ketika kondisi pasar trennya sedang bergerak naik, DIRE cenderung lebih stabil dengan pembagian dividen yang sudah ditentukan setahun 4 kali.
"DIRE ini berupaya memberikan dividen per tahun 9,01% nett dan bebas pajak. Investor menerima nett di atas rata-rata deposito," ujarnya.
Dari sisi likuiditas, Paula menilai sektor properti, khususnya hotel yang menjadi aset produk DIRE di Bogor, memiilki pendapatan yang positif. Ditambah lagi bisnis perhotelan saat ini cukup baik, terlihat dari okupansinya yang mencapai 70%.
Jika nantinya tidak dapat mencapai bunga yang ditetapkan, Paula mengatakan bahwa aset Hotel Padjajaran tersebut sudah memiliki satu penyewa tetap selama 10 tahun. "Mau hotel ramai dan sepi penyewa yang tanggung. Full comitment dari penyewa atau master list," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan Ciptdana Asset menjadi pelopor penerbitan DIRE di Indonesia. "Melalui instrumen ini bisa menjadi alternatif investasi yang menarik dan memberikan keuntungan bagi investor di pasar modal," kata Nyoman.
Artikel Selanjutnya
3 Bulan Terakhir LPKR Jual Aset, Apa Alasannya?
(tas)