Kena ARB Terus, Masih Bisa Cuankah dari Saham Bank Jago?

Market - Tim Riset, CNBC Indonesia
11 May 2022 18:45
Bank Jago. Dok: Bank Jago Foto: Bank Jago. Dok: Bank Jago

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank digital milik bankir kawakan yang juga salah satu orang terkaya RI Jerry Ng, Bank Jago (ARTO), tiga hari beruntun ditutup menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) dan dalam sebulan terakhir hanya tiga kali ditutup di zona hijau dengan peningkatan yang relatif tipis.

Koreksi pasca libur panjang setelah lebaran memang menyerang hampir semua emiten perbankan, termasuk yang memiliki kapitalisasi raksasa. Akan tetapi nilai pelemahannya tidak sebesar yang di alami ARTO, dan bahkan emiten perbankan besar lain ada yang telah mengalami rebound pada perdagangan hari ini (11/5).

Saat ini saham ARTO diperdagangkan di level Rp 9.400/saham dan dalam sepekan telah ambles 24,19%, sementara sejak awal tahun saham ini telah terdepresiasi lebih dari 40%. Sementara itu, jika dilihat dari harga penutupan tertinggi enam bulan terakhir, saham ARTO telah kehilangan setengah dari kapitalisasi pasarnya.

Pelemahan ini salah satunya dipicu oleh kinerja keuangan perusahaan, yang meski membaik dari periode yang saham tahun sebelumnya, tetapi masih jauh di bawah ekspektasi dari para analis.

Dalam tiga bulan pertama tahun ini, ARTO melaporkan raihan laba bersih Rp 19 miliar atau membalikkan kondisi setahun sebelumnya, ketika perusahaan masih mencatat kerugian Rp 38 miliar.

Meskipun terlihat cemerlang, laba tersebut ternyata turun signifikan (-84%) dari kuartal sebelumnya akhir tahun lalu. Laporan riset Ciptadana Sekuritas Asia juga menyebut bahwa laba kuartal pertama tersebut juga lebih rendah dari perkiraan internal Ciptadana dan konsensus pasar secara keseluruhan.

Secara top-line, kinerja ARTO sebenarnya sejalan dengan perkiraan karena pendapatan bunga bersih (NII) tumbuh sebesar 844% YoY dan 16% QoQ. Hanya saja, di waktu yang bersamaan biaya operasi perusahaan juga ikut meningkat drastis yang sebagian besar dapat diatrubusikan akibat besarnya biaya pemasaran dan promosi.

Hal tersebut akhirnya membuat rasio biaya terhadap laba (CIR) memburuk menjadi 74% di 1Q22 dibanding 68% pada 4Q21. Meskipun demikian, manajemen masih memperkirakan CIR ke depan akan berfluktuasi mengingat perusahaan masih dalam tahap investasi.

Sebagai bank berbasis teknologi yang tertanam dalam ekosistem, Bank Jago telah menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp 6,14 triliun pada kuartal I/2022, meningkat 376% secara tahunan atau naik 14% dari kuartal terakhir 2021. Pertumbuhan ini secara utama ditopang oleh partnership & ecosystem lending dan pembiayaan.

Meski demikian, pertumbuhan laba yang lambat dapat diimbangi oleh margin lana bersih (NIM) yang meningkat menjadi 11,2% di kuartal pertama tahun ini dari 10,2% pada kuartal sebelumnya dan mampu melewati ekspektasi pasar. NIM yang meningkat juga ikut didorong oleh pinjaman bunga tinggi yang ditawarkan perusahaan nilainya terus bertambah.

Per akhir Maret 2022, nasabah funding perusahaan mencapai 2,3 juta nasabah atau naik 71% dibandingkan akhir 2021 yang hanya sejumlah 1,4 juta nasabah. Pertumbuhan ini membuat dana pihak ketiga (DPK) yang dikelola perusahaan naik 340% secara tahunan menjadi Rp 4,21 triliun.

Pertumbuhan itu terbantu oleh kerja sama dengan ekosistem GOTO yang memberikan kontribusi 25% dari total pelanggan baru Bank Jago meskipun program tersebut baru mulai diluncurkan akhir tahun lalu.

Ciptadana dalam laporannya mengungkapkan bahwa ke depan pihaknya "melihat [ARTO] tidak terpengaruh oleh kenaikan suku bunga."

Ciptadana juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menurunkan proyeksi laba untuk tahun ini menjadi Rp 224 miliar atau 61% lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Sedangkan untuk jangka panjang, proyeksi laba juga dipangkas 5%. Hal tersebut sebagian besar karena Ciptadana mengasumsikan biaya operasional yang lebih besar sembari mempertahankan perkiraan ekspansi aset.

Meski dengan kondisi suboptimal yang dapat terjadi Ciptadana mempertahankan rekomendasi beli pada saham ARTO dengan target harga di Rp 19.800, terpangkas dari sebelumnya Rp 22.500/saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Wow! Potensi Cuan GoTo di Bank Jago Nyaris Rp 50 T


(fsd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading