Banjir Sentimen Positif, Pasar Obligasi Masih Pede

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
28 January 2019 12:44
Harga obligasi rupiah pemerintah masih menguat setelah dibuka positif pada awal perdagangan hari ini.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah masih menguat setelah dibuka positif pada awal perdagangan hari ini, Senin (28/1/2019. Banjir sentimen positif global masih menjadi katalis utama yang menggerakkan pasar obligasi dalam negeri.

Sentimen positif datang dari damai dagang, soft Brexit, dan kesepakatan penghentian sementara shutdown pemerintahan AS. Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain yaitu di Brasil, India, Malaysia, Rusia, dan Afsel.

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0079 bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 3 basis poin (bps) menjadi 8,49%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Seiring dengan penguatan itu, tiga seri acuan lain yaitu seri 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun juga menguat. 

Yield Obligasi Negara Acuan 26 Jan 2019
SeriJatuh tempoYield 25 Jan 2019 (%) Yield 26 Jan 2019 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 25 Jan'19
FR00775 tahun7.9967.99-0.607.9336
FR007810 tahun8.1028.099-0.308.0235
FR006815 tahun8.5268.507-1.908.4602
FR007920 tahun8.5248.494-3.008.4868
Avg movement-1.45
Sumber: Refinitiv  

Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 534 bps, melebar dari posisi kemarin 535 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik  hingga 2,75% dari posisi kemarin 2,74%.

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 901,91 triliun SBN, atau 37,33% dari total beredar Rp 2.416 triliun berdasarkan data per 23 Januari.

Angka kepemilikannya masih positif Rp 8,66 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, tetapi persentasenya masih turun dari 37,71% pada periode yang sama.

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan dialami pasar Brasil, India, Malaysia, Filipina, Rusia, dan Afsel. Di negara maju, pasar obligasi yang menguat adalah pasar bund Jerman, OAT Perancis, gilt di Inggris, dan US Treasury di AS.

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 23 Jan 2019 (%) Yield 24 Jan 2019 (%)Selisih (basis poin)
Brasil9.138.97-16.00
China3.1483.146-0.20
Jerman0.2250.208-1.70
Perancis0.6360.609-2.70
Inggris1.3271.322-0.50
India7.5337.5754.20
Italia2.7552.702-5.30
Jepang0.0050.0120.70
Malaysia3.6744.07940.50
Filipina6.4556.4832.80
Rusia8.288.24-4.00
Singapura2.2242.204-2.00
Thailand2.442.43-1.00
Turki15.3215.21-11.00
Amerika Serikat2.7552.735-2.00
Afrika Selatan8.868.805-5.50
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas) Next Article Tren Belum Berubah, Pasar Obligasi Masih Memerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular