Terus Diisukan akan Diakuisisi, Ini Penjelasan Indosat

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
24 January 2019 16:34
Ini membuat harga saham perseroan melesat sejak awal perdagangan pekan ini.
Foto: Press Conference Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan III Indosat Tahap I Tahun 2019 & Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Indosat Tahap I Tahun 2019. (CNBC Indonesia/Rizal)
Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Indosat Tbk (ISAT) enggan menjelaskan terkait kabar kemungkinan opertator telekomunikasi ini diakuisisi oleh perusahaan telekomunikasi lokal maupun luar negeri.

Saat ditanya terkait kabar tersebut, pihak Indosat hanya memberikan jawaban normatif. "Itu ranah shareholder, kami belum bisa sampaikan," kata Group Head Treasury Indosat Ooredoo, Indra Gunawan kepada CNBC Indonesia, Kamis (24/1/2019).
Dalam beberapa hari ini, perbincangan di kalangan pelaku pasar santer menyebutkan Indosat akan diakusisi. Ini membuat harga saham perseroan melesat sejak awal perdagangan pekan ini.
Dalam paparan publik yang dihelat hari ini, perusahaan di tahun 2019 justru akan lebih berfokus mengembangkan infrastruktur jaringan yang berupa infrastruktur jaringan akses (Radio & Transport), jaringan core, dan Infrastruktur IT yang bertujuan untuk menambah kapasitas dan memperluas jangkauan jaringan perseroan. Pendanaan itu akan bersumber dari hasil penerbitan obligasi dan sukuk korporasi senilai Rp 10 triliun.

Sebelumnnya ada kabar, Viettel, operator telekomunikasi terbesar di Vietnam akan masuk ke Indonesia dan mengakuisisi salah satu perusahaan operator telekomunikasi. Namun tidak disebutkan operator mana yang akan dicaplok Viettel.

Presiden Direktur Indosat Chris Kanter membantah kabar Viettel membidik Indosat. "Ngga benar, sampai saat ini ngga ada pembicaraan tentang hal ini (akuisisi oleh Viettel) di pemegang saham," kata Chris, melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Senin (9/12/2019).

Viettel berencana mengakuisisi perusahaan telekomunikasi di Indonesia dan Malaysia guna memperkuat penetrasinya di pasar regional Asia.

Melansir Reuters, Presiden dan CEO Viettel Le Dang Dung, mengatakan pihaknya belum bisa membeberkan informasi detail terkait nama perusahaan yang dibidik. Hanya saja rencana akuisisi itu merupakan bagian dari rencana Viettel mengembangkan bisnis.

Pasar Indonesia dan Malaysia dibidik mengingat keberhasilan penetrasi perusahaan di Myanmar. Di negara tersebut, Viettel bersama dengan mitra lokal, sudah merilis jaringan 4G pada Juni 2018 dengan nilai investasi mencapai US$ 1,5 miliar dan menjadi salah satu investasi yang menjanjikan.

Harga saham PT Indosat Tbk (ISAT) pada perdagangan hari ini, Kamis (24/2/1019) masih berlanjut menguat. Credit Suisse Sekuritas Indonesia masih menjadi pembeli pemborong terbesar atas saham operator telekomunikasi tersebut.

Hingga pukul 09.52 WIB pagi ini, harga saham ISAT naik 3,04% ke level Rp 3.050/saham. Volume perdagangan tercatat mencapai 28,83 juta saham senilai Rp 88,46 miliar.
(hps) Next Article Disebut-sebut Bakal Jadi Dirut Indosat, Ini Kata Chris Kanter

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular