Masih Belum Pede Straits Times Bercokol di Zona Merah

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
24 January 2019 08:16
Investor tampaknya masih khawatir dengan masa depan ekonomi dunia, apalagi ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China diperkirakan melambat.
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura pada awal perdagangan pagi ini masih labil, dimana naik-turun dalam rentang yang tipis. Investor tampaknya masih khawatir dengan masa depan ekonomi dunia, apalagi ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China diperkirakan melambat.

Hingga pukul 08.08 WIB atau 09.08 waktu setempat, indeks Straits Times berada di zona merah, dimana mengalami koreksi 0,45% atau kehilangan 12,87 poin ke level 3.158,24.

Harga saham seperti JHD USD turun 0,73%, saham DBS melemah 0,04%, Genting Sing turun 1,83% dan DairyFarm turun 0,02%.

Sebenarnya ada sentimen positif bagi pasar keuangan Asia yang datang dari China. Kementerian Keuangan China menegaskan komitmennya untuk menggelontorkan stimulus fiskal pada tahun ini, termasuk pemotongan tarif pajak.

Tahun lalu, China memberikan stimulus fiskal berupa pemotongan tarif pajak dan sebagainya senilai CNY 1,3 triliun. Untuk tahun ini, besaran stimulus diperkirakan mencapai CNY 2 triliun. Plus pemerintah pusat akan memberikan restu kepada daerah untuk menerbitkan obligasi dengan nilai total CNY 2 triliun untuk pembiayaan proyek-proyek strategis.

Sentimen positif lainnya adalah terkait hubungan AS-China. Sempat beredar kabar yang bersumber dari Financial Times bahwa AS membatalkan dialog dagang dengan China. Namun Gedung Putih membantah berita tersebut.

Angin segar dari Gedung Putih membuat pelaku pasar semakin yakin bahwa prospek damai dagang AS-China bukan sekadar harapan kosong. Ada peluang yang cukup besar ke arah sana.
(hps) Next Article Kinerja IHSG vs Straits Times Singapura, Siapa Jawaranya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular