Cuma Yen dan Won yang Tak Bisa Dilibas Rupiah, Sisanya Lewat!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 January 2019 14:55
Cuma Yen dan Won yang Tak Bisa Dilibas Rupiah, Sisanya Lewat!
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah masih menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan pasar spot hari ini. Tidak hanya perkasa di hadapan greenback, rupiah juga menguat melawan hampir seluruh mata uang utama Asia. 

Pada Selasa (22/1/2019) pukul 14:31 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.212. Rupiah menguat 0,06% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Tidak banyak mata uang Benua Kuning yang menguat terhadap dolar AS hari ini. Selain rupiah, hanya ada yen Jepang dan won Korea Selatan yang bertengger di zona hijau. Yen jadi yang terbaik, disusul won dan rupiah di peringkat ketiga. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 14:32 WIB: 



Dolar AS sudah ditangani, sekarang giliran mata uang Asia. Rupiah juga mampu digdaya di hadapan berbagai mata uang utama Benua Kuning. 

Hanya yen dan won yang masih belum bisa 'dijinakkan' oleh rupiah. Maklum, di hadapan dolar AS pun dua mata uang ini lebih baik ketimbang rupiah. 

Berikut perkembangan kurs mata uang utama Asia terhadap rupiah pada pukul 14:35 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Hari ini, keperkasaan rupiah utamanya datang dari perkembangan harga minyak. Hingga jelang petang, harga si emas hitam masih konsisten turun. Pada pukul 14:38 WIB, harga minyak jenis brent terkoreksi 0,78% dan light sweet melemah 0,99%.


Apabila harga minyak sudah memasuki siklus koreksi, maka ini akan menjadi kabar baik bagi rupiah. Sebagai negara net importir minyak, Indonesia tentu diuntungkan jika harga minyak turun karena biaya impor akan lebih murah. 

Defisit transaksi berjalan (current account deficit) bisa dikurangi. Rupiah pun akan punya ruang untuk menguat karena ada lebih banyak pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. 

Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga masih setia mengawal gerak rupiah. Nanang Hendarsah, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, menegaskan bank sentral melakukan intervensi utamanya di pasar Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF). 

"Outstanding volume lelang BI sejak 1 November 2018 sudah mencapai US$ 1,4 miliar. Setelah lelang selesai kami juga konsisten intervensi langsung dengan menempatkan offer price di delapan broker, untuk menjaga agar kurs offshore tidak liar," papar Nanang. 


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular