Si Emas Hitam Jadi Modal Keperkasaan Rupiah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 January 2019 12:25
Rupiah Terbantu Harga Minyak
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Tidak hanya pasar valas, pasar saham Asia pun dihiasi warna merah. Pada pukul 12:12 WIB, indeks Nikkei 225 melemah 0,62%, Hang Seng anjlok 1,01%, Shanghai Composite minus 0,73%, Kospi terkoreksi 0,57%, Straits Times berkurang 0,35%, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,49%. 

Angka-angka tersebut menggambarkan investor sedang cenderung menghindari pasar keuangan Asia. Penyebabnya adalah proyeksi ekonomi terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF).  

Dalam perkiraan teranyar, Christine Lagarde dan kolega meramal ekonomi global akan tumbuh 3,5% pada 2019. Lebih lambat dibandingkan proyeksi yang dibuat Oktober 2018 yaitu 3,7%. Beberapa faktor yang menjadi pemberat laju pertumbuhan ekonomi global adalah perlambatan ekonomi di China dan kemungkinan No Deal Brexit.

"Setelah 2 tahun ekspansi yang solid, ekonomi dunia akan tumbuh lebih lambat dan risiko meningkat. Apakah ancaman resesi sudah dekat? Tidak, tetapi risiko perlambatan jelas menjadi lebih besar," kata Lagarde dalam konferensi pers di sela pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos, mengutip Reuters. 

Proyeksi IMF ini membuat pasar kurang trengginas, ada keragu-raguan. Dibayangi risiko perlambatan ekonomi global, bisa saja investor memilih bermain aman. Tentu bukan kondisi yang ideal bagi pasar keuangan negara berkembang di Asia. 

Namun, rupiah tertolong oleh harga minyak dunia yang masih terkoreksi. Pada pukul 12:14 WIB, harga minyak jenis brent turun 0,88% dan light sweet anjlok 1,02%. 


Apabila harga minyak sudah memasuki siklus koreksi, maka ini akan menjadi kabar baik bagi rupiah. Sebagai negara net importir minyak, Indonesia tentu diuntungkan jika harga minyak turun karena biaya impor akan lebih murah. 

Akibatnya, defisit transaksi berjalan (current account deficit) bisa dikurangi. Rupiah pun akan punya ruang untuk menguat karena ada lebih banyak pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa.

Jika kemarin harga minyak menjadi pemberat, kini si emas hitam menjadi penyokong rupiah. Indonesia patut berterima kasih kepada si emas hitam.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular