Hijau Sehari, Pasar Obligasi Memerah Lagi Pagi Ini

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
22 January 2019 09:50
Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka terkoreksi hingga awal perdagangan hari ini.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka terkoreksi hingga awal perdagangan hari ini, Selasa (22/1/2019), menjelang lelang surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk) rutin yang digelar siang nanti. 

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan koreksi harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. 

Seri yang paling terkoreksi adalah FR0078 bertenor 10 tahun yang mengalami kenaikan yield 2,1 basis poin (bps) menjadi 8,1%.

Seri 15 tahun juga terkoreksi hingga yield-nya naik menjadi 8,53%.
 

Seri 5 tahun masih stagnan dengan yield 7,99% sedangkan seri 20 tahun masih menguat tipis 0,2 bps menjadi 8,55%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Koreksi hari ini mengembalikan pasar obligasi kembali ke tren koreksi setelah kemarin sempat menguat.  

Pelemahan beruntun terjadi sebelumnya selama genap sepekan yaitu dari 11 Januari sampai 18 Januari, yang dinaungi awan sentimen negatif dari realisasi strategi penerbitan banyak di awal (front loading) SBN oleh pemerintah di awal tahun ini. 

Hari ini Dollar Index berpotensi terkoreksi setelah kemarin perkembangan dari Brexit menunjukkan adanya solusi positif dari PM Inggris Theresa May karena adanya potensi rencana cadangan (plan B) untuk mengupayakan tidak terjadinya hard Brexit yang akan merugikan Negara Tiga Singa tersebut. 

Aura positif tersebut membuat poundsterling menguat dan berpotensi menekan Dollar Index hari ini dan membuat nilai tukar rupiah dapat sedikit bernafas setelah kemarin terkoreksi. 

Pelaku pasar yang dikonfirmasi CNBC Indonesia, memprediksi turunnya Dollar Index dan dampaknya pada rupiah dapat menyokong penguatan pasar obligasi hari ini.  

Yield Obligasi Negara Acuan 22 Jan 2019
SeriJatuh tempoYield 21 Jan 2019 (%) Yield 22 Jan 2019 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 21 Jan'19
FR00775 tahun7.9947.9940.007.9366
FR007810 tahun8.0868.1072.108.0395
FR006815 tahun8.5218.530.908.4942
FR007920 tahun8.568.558-0.208.5218
Avg movement0.70
Sumber: Refinitiv   

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular