Diselimuti Sentimen Negatif, IHSG Hanya Naik Terbatas

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 January 2019 17:23
Beruntung, Angin Segar dari China Masih Terasa
Foto: Presiden China Xi Jinping berbicara di sebuah acara menandai peringatan ke-40 reformasi Tiongkok di Balai Agung Rakyat di Beijing (REUTERS/Jason Lee)
Beruntung, angin segar yang datang dari China masih terasa di Tanah Air. Pada hari Selasa (15/1/2019), Kementerian Keuangan China mengatakan bahwa mereka akan mengimplimentasikan pemotongan pajak dan biaya yang lebih besar. Hal ini dilakukan guna meredam perlambatan ekonomi yang sedang terjadi di Negeri Panda.

Melansir Reuters, beberapa analis percaya bahwa China dapat memberlakukan pemotongan pajak dan biaya senilai CNY 2 triliun. Selain itu, China juga diyakini akan memperbolehkan pemerintah daerah untuk menerbitkan obligasi khusus (special bond) senilai CNY 2 triliun yang sebelumnya banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek penting.

Kemudian kemarin, People's Bank of China selaku bank sentral China menyuntikkan dana senilai CNY 560 miliar (US$ 83 miliar) ke perbankan mealui operasi pasar terbuka. Suntikan sebesar CNY 560 miliar tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah China. Dengan likuiditas yang kian longgar, suku bunga kredit diharapkan bisa ditekan dan memacu laju perekonomian China.

Pada hari ini, China lagi-lagi membawa angin segar bagi pasar saham tanah air. Terlepas dari ‘serangan’ AS kepada Huawei, Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He yang merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang kedua negara akan berkunjung ke Washington pada 30 dan 31 Januari.

Sayang, pengumuman ini terjadi kala perdagangan di mayoritas bursa saham regional sudah ditutup, sehingga dampaknya menjadi tak dirasakan oleh mereka.

Liu He akan bertemu dengan dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, tokoh penting lainnya dalam negosiasi dagang AS-China.

Sejauh ini, perekonomian kedua negara terlihat sudah tertekan oleh perang dagang yang selama ini berkecamuk. Lantas, kunjungan Liu He ke Washington menimbulkan harapan bahwa damai dagang secara permanen bisa dicapai. Jika ini yang terjadi, perekonomian AS dan China tentu bisa dipacu untuk melaju lebih kencang. (ank/tas)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular