
Harga Batu Bara Naik, Saham Emiten Tambang 'Menggila'
tahir saleh, CNBC Indonesia
17 January 2019 12:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten-emiten sektor tambang batu bara mendadak naik pada sesi pertama perdagangan Kamis (17/1/2019) seiring dengen penguatan harga batu bara dunia pagi ini.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan pukul 11.42 WIB menunjukkan, saham PT Indika Energy Tak (INDY) mencatat penguatan terbesar 8,01% di level Rp 2.090/saham dengan nilai transaksi Rp 145,13 miliar. Indika Energy fokus pada bisnis batu bara lewat anak usahanya PT Kideco Jaya Agung.
Berikutnya saham Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang naik 6,29% di level Rp 169/saham dengan nilai transaksi Rp 64,59 miliar. Saham Grup Bakrie lain, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) ikutan sentimen ini sehingga sahamnya juga naik 8%. Namun BRMS lebih fokus pada tambang mineral seperti tembaga, emas, dan seng.
Saham tambang batu bara lain yang masuk Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tak (ENRG), juga naik 5,19% di level Rp 81/saham dengan nilai transaksi Rp 15,77 miliar. Berikutnya ada PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) naik 3,25%, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) 2,40%, PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) naik 2%, dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) naik 1,83%.
Pada penutupan perdagangan kemarin (16/1/2019), harga batu bara di pelabuhan Newcastle yang menjadi patokan dunia masih terus naik sebesar 1,01% ke posisi US$ 99,7/metrik ton, setelah ditutup menguat 0,1,39% pada sesi perdagangan sebelumnya (14/1/2019).
Secara mingguan, harga batu bara melesat 1,89% secara point-to-point, sedangkan performa tahunan tercatat masih amblas 6,34%.
Naiknya harga batu bara diduga akibat dari pengetatan regulasi di propinsi Shaanxi, China terhadap peraturan keselamatan tambang batu bara menyusul kecelakaan yang terjadi pada 14 Januari 2019. Berdasarkan informasi dari konsultan Wood Mackenzie, kecelakaan terjadi pada tambang batu bara milik Baiji Mine yang memiliki kapasitas produksi 900.000 ton/tahun.
(prm) Next Article Analis: Tren Harga Batu Bara Terus Turun Namun Ada Harapan
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan pukul 11.42 WIB menunjukkan, saham PT Indika Energy Tak (INDY) mencatat penguatan terbesar 8,01% di level Rp 2.090/saham dengan nilai transaksi Rp 145,13 miliar. Indika Energy fokus pada bisnis batu bara lewat anak usahanya PT Kideco Jaya Agung.
Berikutnya saham Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang naik 6,29% di level Rp 169/saham dengan nilai transaksi Rp 64,59 miliar. Saham Grup Bakrie lain, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) ikutan sentimen ini sehingga sahamnya juga naik 8%. Namun BRMS lebih fokus pada tambang mineral seperti tembaga, emas, dan seng.
Saham tambang batu bara lain yang masuk Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tak (ENRG), juga naik 5,19% di level Rp 81/saham dengan nilai transaksi Rp 15,77 miliar. Berikutnya ada PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) naik 3,25%, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) 2,40%, PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) naik 2%, dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) naik 1,83%.
Secara mingguan, harga batu bara melesat 1,89% secara point-to-point, sedangkan performa tahunan tercatat masih amblas 6,34%.
Naiknya harga batu bara diduga akibat dari pengetatan regulasi di propinsi Shaanxi, China terhadap peraturan keselamatan tambang batu bara menyusul kecelakaan yang terjadi pada 14 Januari 2019. Berdasarkan informasi dari konsultan Wood Mackenzie, kecelakaan terjadi pada tambang batu bara milik Baiji Mine yang memiliki kapasitas produksi 900.000 ton/tahun.
(prm) Next Article Analis: Tren Harga Batu Bara Terus Turun Namun Ada Harapan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular