Hantu Brexit Gentayangan, Rupiah Saved by the Bell

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 January 2019 16:39
Hantu Brexit Gentayangan, Rupiah <i>Saved by the Bell</i>
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di perdagangan pasar spot. Rupiah beruntung karena pasar spot valas tutup pukul 16:00 WIB, karena berbagai sentimen positif sudah mulai mereda. 

Pada Selasa (15/1/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.085 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,25% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sehari sebelumnya. 

Mengawali perdagangan pasar spot, rupiah menguat 0,28%. Penguatan rupiah sempat berkurang, tetap tidak lama. Rupiah pun kemudian melesat hingga pengumuman data perdagangan internasional. 


Selepas pengumuman neraca perdagangan Desember 2018 yang defisit US$ 1,1 miliar, rupiah sempat memperlambat laju penguatannya. Akan tetapi lagi-lagi proses ini tidak lama, karena kemudian rupiah kembali terakselerasi bahkan semakin kencang. 


Namun jelang penutupan pasar, apresiasi rupiah lagi-lagi menipis. Beruntung pasar valas ditutup pukul 16:00 WIB, karena jika lebih lama dari itu ada kemungkinan penguatan rupiah tergerus lebih dalam. 

Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini: 

 

Sore ini, sejumlah mata uang Asia yang awalnya perkasa di hadapan dolar AS mulai mengendur. Bahkan beberapa di antara sudah melemah seperti dolar Hong Kong, yen Jepang, dan rupee India. 

Oleh karena itu, rupiah masih mampu menjadi mata uang terbaik di Asia meski penguatannya menipis hingga hanya 0,25%. Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:13 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sepanjang hari ini, rentetan sentimen positif menjadi 'obat kuat' bagi rupiah dkk di Asia. Damai dagang AS-China, The Federal Reserve/The Fed yang semakin dovish, stimulus China, sampai aura damai Semenanjung Korea membuat investor berani bermain dengan aset-aset berisiko di negara berkembang Asia, termasuk Indonesia. 


Namun ketika siang berganti petang, sepertinya sentimen itu mulai mereda. Momentum yang ditunggu sekaligus membuat pelaku pasar spot jantung semakin dekat, yaitu pemungutan suara di parlemen Inggris untuk menentukan nasib proposal Brexit. 

Kemungkinan proposal Brexit yang dibawa Perdana Menteri Theresa May tidak mendapat dukungan dari parlemen. Jika proposal ini benar-benar kandas, maka nasib perceraian Inggris dari Uni Eropa menjadi ruwet. 

Opsi yang tersedia adalah London melakukan negosiasi ulang (itu pun kalau Brussel berkenan), referendum kedua yaitu jajak pendapat rakyat untuk menentukan masih akan tetap keluar dari Uni Eropa atau tetap tinggal, sampai Inggris minggat dengan tangan hampa alias No Deal Brexit. Ketiganya bukan pilihan yang mudah. 

Bahkan ada pula kemungkinan pemerintahan May mendapat opsi tidak percaya dari parlemen. Jika pemerintahan May terguling, maka Inggris akan melangsungkan pemilu yang dipercepat. Sedianya pemilu baru dilakukan pada 2022. 

Oleh karena itu, May berjuang keras agar proposal Brexit bisa diterima oleh parlemen. "Ini adalah waktu bagi kita semua untuk melihat bahwa jangan hanya menilai proposal ini tidak bisa diterima. Kita harus melihat bahwa kita tidak bisa lepas tangan begitu saja. Ingat, kita akan pergi pada 29 Maret," tegas May kepada BBC. 

Ketidakpastian besar dari Inggris sepertinya sudah merasuk ke pasar. Risk appetite perlahan memudar dan investor kembali ke mode mencari aman. Hantu Brexit sudah mulai bergentayangan.

Akibatnya, mata uang Asia kehilangan daya pikatnya dan mengalami tekanan jual. Kemungkinan rupiah mengalami hal itu, tetapi beruntung diselamatkan oleh bel tanda ditutupnya pasar.  

Rupiah saved by the bell hari ini. Namun entah esok hari.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular