BPS: Ekspor Desember 2018 Turun 4,62%, Impor Tumbuh 1,16%

Samuel Pablo & Iswari Anggit, CNBC Indonesia
15 January 2019 11:07
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil ekspor-impor pada bulan Desember 2018.
Foto: Kepala BPS Suhariyanto melaporkan perkembangan ekspor dan impor Desember 2018, perkembangan upah pekerja/buruh Desember 2018, profil kemiskinan di Indonesia September 2018, dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia September 2018. (CNBC Indonesia/Iswari Anggit)
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil ekspor-impor pada bulan Desember 2018. BPS juga melaporkan secara keseluruhan 2018 kondisi neraca dagang Indonesia.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 1,81% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Desember 2018. Kemudian impor tumbuh lebih cepat yaitu 6,345% YoY. Sementara neraca perdagangan defisit US$ 968 juta.

Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan nilai ekspor pada Desember 2018 mencapai US$ 14,18 miliar atau turun 4,62% (year on year). Sementara Impor tercatat US$ 15,28 miliar (year on year) atau tumbuh 1,16%.

"Posisi total ekspor mengalami penurunan Desember 2018 year on year. Tapi juga mengalami penurunan secara bulanan," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Selasa (15/1/2019).

Ekspor pertambangan turun 20,77% secara year on year. Sementara ekspor pengolahan turun 3,88% secara year on year.

BPS mencatat sepanjang 2018, ekspor masih tumbuh 6,65% sebesar US$ 180,06 miliar. Pada 2017, ekspor hanya tercatat US$ 168,83 miliar.

Berikut Abstraksi Ekspor :

Nilai ekspor Indonesia Desember 2018 mencapai US$14,18 miliar atau menurun 4,89 persen dibanding ekspor November 2018. Demikian juga dibanding Desember 2017 menurun 4,62 persen.

Ekspor nonmigas Desember 2018 mencapai US$12,43 miliar, turun 8,15 persen dibanding November 2018. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Desember 2017, turun 7,01 persen.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Desember 2018 mencapai US$180,06 miliar atau meningkat 6,65 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$162,65 miliar atau meningkat 6,25 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Desember 2018 terhadap November 2018 terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$278,7 juta (56,25 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$84,9 juta (27,41 persen).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Desember 2018 naik 3,86 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 20,47 persen, sementara ekspor hasil pertanian turun 6,40 persen.

Ekspor nonmigas Desember 2018 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$1,67 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,48 miliar dan Jepang US$1,16 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,70 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$1,33 miliar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Desember 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$30,37 miliar (16,87 persen), diikut Jawa Timur US$19,07 miliar (10,59 persen) dan Kalimantan Timur US$18,56 miliar (10,31 persen).

Berikut Abstraksi Impor :

Nilai impor Indonesia Desember 2018 mencapai US$15,28 miliar atau turun 9,60 persen dibanding November 2018, namun naik 1,16 persen jika dibandingkan Desember 2017.

Impor nonmigas Desember 2018 mencapai US$13,31 miliar atau turun 5,14 persen dibanding November 2018, sebaliknya meningkat 6,16 persen jika dibanding Desember 2017.

Impor migas Desember 2018 mencapai US$1,97 miliar atau turun 31,45 persen dibanding November 2018, demikian juga apabila dibandingkan Desember 2017 turun 23,33 persen.

Penurunan impor nonmigas terbesar Desember 2018 dibanding November 2018 adalah golongan bahan kimia organik sebesar US$174,4 juta (27,07 persen), sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan buah-buahan sebesar US$69,8 juta (68,90 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Desember 2018 ditempat oleh Tiongkok dengan nilai US$45,24 miliar (28,49 persen), Jepang US$17,94 miliar (11,30 persen), dan Thailand US$10,85 miliar (6,83 persen). Impor nonmigas dari ASEAN 19,85 persen, sementara dari Uni Eropa 8,86 persen.

Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal selama Januari-Desember 2018 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 22,03 persen, 20,06 persen, dan 19,54 persen


(Muhammad Taufan/Herdaru Purnomo)




(dru/dru) Next Article Duh! Di Luar Prediksi, Neraca Dagang Desember Tekor US$ 1,1 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular