Analisis Teknikal

Global Minim Sentimen Positif, IHSG Berpotensi Terkoreksi

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
15 January 2019 08:55
Hari ini Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai awal pekan dengan pelemahan 0,39% ke level 6.336. Pembelian saham yang dilakukan investor asing pada sesi dua membantu menipiskan pelemahan IHSG.

Asing mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 437 miliar di pasar reguler. Hingga tahun berjalan, asing masih tercatat beli bersih Rp 3,82 triliun di pasar yang sama.

Untuk hari ini, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Analisa tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Rentang pergerakannya berpotensi pada level 6.300 hingga 6.360.

Salah satu sentimen negatif yang akan mempengaruhi IHSG hari ini datang dari bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) yang terkoreksi. Dow Jones turun 0,36%, S&P 500 minus 0,53%, dan Nasdaq Composite terpeleset 0,94%.

Investor saham di New York mencemaskan perkembangan yang ada di China. Mengingat China juga berperan penting dalam percaturan global sebagai kekuatan ekonomi nomor 2 dunia.

Bagi kebanyakan perusahaan AS, China adalah pasar ekspor utama. Misalnya untuk produk pesawat terbang, 13,37% ekspor ditujukan ke Negeri Tirai Bambu.

Ketika ekonomi China melambat, maka permintaan akan berkurang. Artinya, pendapatan perusahaan-perusahaan di Negeri Paman Sam pun menyusut sehingga laba menciut.

Selain itu, pelaku pasar juga mulai mencemaskan penutupan sebagian (partial shutdown) pemerintahan AS. pada pukul 04:51 WIB, shutdown sudah berlangsung selama 23 hari, 16 jam, dan 51 menit. Ini menjadi rekor shutdown terlama sepanjang sejarah AS, dan apesnya belum ada tanda-tanda jalan keluar.

Dari dalam negeri, Hampir semua indeks sektoral pada IHSG melemah kecuali pertambangan dan keuangan. Sektor aneka industri terkoreksi paling banyak secara persentase, sebesar 1,24%. seiring dengan koreksi 1,81% pada saham PT Astra International Tbk (ASII).

Data pertumbuhan kredit yang diumumkan Otoritas Jasa Keuangan kemarin membantu indeks sektor keuangan keluar dari zona merah. Data kredit bulan Desember 2019 tumbuh 12,9% atau lebih tinggi dari bulan November yang hanya 12,05%.

Pada hari ini, IHSG kembali terancam koreksi seiring rilis data Badan Pusat Statistik (BPS). Rencananya BPS akan mengumumkan data ekspor dan impor hari ini pukul 11 WIB.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 1,81% secara tahunan (year-on-year/YoY). Kemudian impor tumbuh lebih cepat yaitu 6,345% YoY, dan neraca perdagangan defisit US$ 968 juta.

Lalu kemana IHSG akan bergerak pada hari ini? Simak ulasan teknikal berikut:
Global Minim Sentimen Positif, IHSG Potensi Alami PelemahanSumber: Refinitiv
IHSG kembali menguat dan bergerak ke atas setelah gagal menembus level penghalang penurunannya (support) di 6.300. Kembalinya IHSG di atas garis MA5 mengindikasikan indeks acuan nasional tersebut masih konsisten di jalur penguatan.

Namun demikian IHSG dihinggapi potensi koreksi untuk hari ini, terbentuknya pola hammer pada grafik jenis lilin mengindikasikan penguatan IHSG cenderung akan melambat dan berbalik turun. 

Secara pergerakan, level yang berpotensi di uji IHSG hari ini jika terjadi penurunan berada di 6.300, sebagai penghalang penurunan lebih jauh (support).

TIM RISET CNBC INDONESIA



(yam/roy) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular