
Bukan Awal Pekan Bahagia: Rupiah Terlemah Se-Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 January 2019 16:44

Sepertinya faktor eksternal lebih dominan dalam menyebabkan pelemahan rupiah hari ini. Terlihat dari mayoritas mata uang Asia yang melemah di hadapan dolar AS.
Ada beberapa hal yang membuat rupiah cs di Asia merana. Pertama adalah rilis data perdagangan internasional China.
Biro Statistik Nasional Negeri Tirai Bambu mencatat ekspor pada Desember 2018 terkontraksi alias minus 4,4% secara tahunan (year-on-year/YoY). Jauh memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yang masih tumbuh 5,4%.
Impor juga mengalami kontraksi yang lebih dalam yaitu minus 7,6%. Jauh dibandingkan pencapaian bulan sebelumnya yaitu tumbuh 3%.
Hasilnya adalah neraca perdagangan China mencatat surplus US$ 351,76 miliar. Meski masih surplus, tetapi menjadi yang terendah sejak 2013.
Data tersebut semakin memberi konfirmasi bahwa perekonomian China sedang melambat. Bank Dunia memperkirakan ekonomi China pada 2018 tumbuh 6,6%. Untuk tahun ini, pertumbuhan ekonomi China diproyeksi melambat menjadi 6,2%.
China adalah perekonomian terbesar kedua dunia dan nomor 1 di Asia. Perlambatan ekonomi China akan mempengaruhi negara-negara tetangganya, termasuk Indonesia.
Kedua, pelaku pasar juga cenderung memilih bermain aman jelang voting proposal Brexit di parlemen Inggris pada 15 Januari waktu setempat. Di tengah upaya Perdana Menteri Theresa May meraih simpati parlemen, posisinya juga digoyang oleh Partai Buruh.
Jeremy Corbyn, Pemimpin Partai Buruh, menegaskan bahwa pihaknya akan mendorong pelaksanaan pemilu yang dipercepat yaitu pada Februari atau Maret. Sedianya pemilu di Negeri Ratu Elizabeth baru dilakukan pada 2022.
Jika kemudian dalam Pemilu tersebut Partai Buruh menjadi pemenang, maka Corbyn mengusulkan negosiasi ulang dengan Brussel. Dia menilai masih ada waktu sebelum Inggris resmi berpisah dengan Uni Eropa pada 29 Maret mendatang.
"Pemilu akan berlangsung pada Februari atau Maret? Jadi jelas ada waktu beberapa pekan untuk melakukan negosiasi," kata Corbyn dalam wawancara dengan BBC.
Ketidakpastian politik di Inggris ini membuat pasar memilih bermain aman. Pelaku pasar lebih menyukai instrumen aman (safe haven) seperti yen Jepang.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Ada beberapa hal yang membuat rupiah cs di Asia merana. Pertama adalah rilis data perdagangan internasional China.
Biro Statistik Nasional Negeri Tirai Bambu mencatat ekspor pada Desember 2018 terkontraksi alias minus 4,4% secara tahunan (year-on-year/YoY). Jauh memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yang masih tumbuh 5,4%.
Hasilnya adalah neraca perdagangan China mencatat surplus US$ 351,76 miliar. Meski masih surplus, tetapi menjadi yang terendah sejak 2013.
Data tersebut semakin memberi konfirmasi bahwa perekonomian China sedang melambat. Bank Dunia memperkirakan ekonomi China pada 2018 tumbuh 6,6%. Untuk tahun ini, pertumbuhan ekonomi China diproyeksi melambat menjadi 6,2%.
China adalah perekonomian terbesar kedua dunia dan nomor 1 di Asia. Perlambatan ekonomi China akan mempengaruhi negara-negara tetangganya, termasuk Indonesia.
Kedua, pelaku pasar juga cenderung memilih bermain aman jelang voting proposal Brexit di parlemen Inggris pada 15 Januari waktu setempat. Di tengah upaya Perdana Menteri Theresa May meraih simpati parlemen, posisinya juga digoyang oleh Partai Buruh.
Jeremy Corbyn, Pemimpin Partai Buruh, menegaskan bahwa pihaknya akan mendorong pelaksanaan pemilu yang dipercepat yaitu pada Februari atau Maret. Sedianya pemilu di Negeri Ratu Elizabeth baru dilakukan pada 2022.
Jika kemudian dalam Pemilu tersebut Partai Buruh menjadi pemenang, maka Corbyn mengusulkan negosiasi ulang dengan Brussel. Dia menilai masih ada waktu sebelum Inggris resmi berpisah dengan Uni Eropa pada 29 Maret mendatang.
"Pemilu akan berlangsung pada Februari atau Maret? Jadi jelas ada waktu beberapa pekan untuk melakukan negosiasi," kata Corbyn dalam wawancara dengan BBC.
Ketidakpastian politik di Inggris ini membuat pasar memilih bermain aman. Pelaku pasar lebih menyukai instrumen aman (safe haven) seperti yen Jepang.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular