Sentimen Eksternal Tak Kondusif, IHSG Melemah 0,86%

tahir saleh & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 January 2019 12:58
Gaduh Politik di AS & Inggris Perparah Suasana
Foto: Pro Brexit aksi protes di depan Gedung Parlemen, London, Britania. REUTERS/Henry Nicholls
Gaduh politik di AS dan Inggris membuat investor kian gencar melepas instrumen berisiko seperti saham. Hingga kini, terhitung sudah 23 hari sebagian pemerintahan AS berhenti beroperasi (partial government shutdown), menjadikannya yang terpanjang di era modern.

Shutdown kali ini terjadi lantaran partai Republik dan Demokrat tak mampu menyepakati anggaran belanja negara, seiring dengan adanya ketidaksepahaman mengenai anggaran untuk pembangunan infrastruktur perbatasan AS-Meksiko.

Hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa partai Republik dan Demokrat akan berkompromi untuk kembali membuka pemerintahan.

Selain di AS, gaduh politik juga kental terasa di Inggris. Pada 15 Januari mendatang, pemungutan suara di parlemen terkait dengan proposal Brexit yang sudah disepakati pemerintahan Perdana Menteri Theresa May dengan Uni Eropa akan digelar. Kemungkinan besar, proposal ini akan ditolak oleh parlemen.

May mengingatkan bahwa apabila proposal Brexit tidak disetujui maka akan menjadi sebuah bencana besar. Inggris terancam keluar dari Uni Eropa tanpa kompensasi apa-apa alias No Deal Brexit.

"Melakukan itu [menolak proposal Brexit] akan menjadi bencana dan pengkhianatan besar terhadap demokrasi. Pesan saya kepada parlemen sederhana saja, lupakan permainan [politik] dan lakukan yang benar untuk negara ini," tegas May dalam kolom di Sunday Express.

Apabila No Deal Brexit sampai terjadi, dampaknya tidak main-main. Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE) memperkirakan No Deal Brexit bisa menyebabkan ekonomi Negeri Ratu Elizabeth terkontraksi hingga 8% pada tahun ini. (ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular