
Damai Dagang & Data Ekonomi Bawa Bursa Asia Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 January 2019 18:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia kompak ditutup di zona hijau saat mengakhiri perdagangan pekan ini: indeks Nikkei naik 0,97%, indeks Shanghai naik 0,74%, indeks Hang Seng naik 0,55%, indeks Straits Times naik 0,48%, dan indeks Kospi naik 0,6%.
Damai dagang AS-China memberikan optimisme bagi investor untuk memburu instrumen berisiko seperti saham. Kemarin sore (10/1/2019), Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan bahwa ada perkembangan yang dicapai terkait dengan isu-isu struktural seperti pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual. Perkembangan ini dicapai pada negosiasi dagang yang berlangsung selama 3 hari pertama pekan ini.
Pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual merupakan permasalahan yang sangat sulit untuk diselesaikan sejauh ini. Pernyataan dari Gao FengĀ ini kemudian berhasil menenangkan pelaku pasar.
Reuters memberitakan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan bertandang ke Washington untuk bertemu dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.
"Rencananya adalah Liu He akan datang ke Washington. Namun sepengetahuan saya, waktunya belum ditetapkan. Apakah sebelum Tahun Baru Imlek atau sesudahnya," ungkap Myron Brilliant, Kepala Grup Perdagangan Internasional US Chamber of Commerce, mengutip Reuters.
Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai U$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengincar produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.
Jika perang dagang antar kedua negara bisa diselesaikan secara permanen, maka perlambatan ekonomi yang sedang dialami keduanya menjadi bisa diminimalisir.
Rilis data ekonomi yang positif juga memotori penguatan bursa saham regional. Pada pagi hari, penyaluran kredit perbankan Jepang periode Desember 2018 diumumkan tumbuh 2,4% YoY, di atas capaian periode November yang sebesar 2,1% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Top! Awal Tahun Bursa Asia Hijau, Tanda akan Bangkitkah?
Damai dagang AS-China memberikan optimisme bagi investor untuk memburu instrumen berisiko seperti saham. Kemarin sore (10/1/2019), Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan bahwa ada perkembangan yang dicapai terkait dengan isu-isu struktural seperti pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual. Perkembangan ini dicapai pada negosiasi dagang yang berlangsung selama 3 hari pertama pekan ini.
Pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual merupakan permasalahan yang sangat sulit untuk diselesaikan sejauh ini. Pernyataan dari Gao FengĀ ini kemudian berhasil menenangkan pelaku pasar.
"Rencananya adalah Liu He akan datang ke Washington. Namun sepengetahuan saya, waktunya belum ditetapkan. Apakah sebelum Tahun Baru Imlek atau sesudahnya," ungkap Myron Brilliant, Kepala Grup Perdagangan Internasional US Chamber of Commerce, mengutip Reuters.
Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai U$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengincar produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.
Jika perang dagang antar kedua negara bisa diselesaikan secara permanen, maka perlambatan ekonomi yang sedang dialami keduanya menjadi bisa diminimalisir.
Rilis data ekonomi yang positif juga memotori penguatan bursa saham regional. Pada pagi hari, penyaluran kredit perbankan Jepang periode Desember 2018 diumumkan tumbuh 2,4% YoY, di atas capaian periode November yang sebesar 2,1% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Top! Awal Tahun Bursa Asia Hijau, Tanda akan Bangkitkah?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular