Benny Tjokro Serap Private Placement Tahap 1 RIMO

Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 January 2019 18:16
Benny Tjokrosaputro mengeksekusi haknya dalam private placement RIMO.
Foto: Aristya Rahadian
Jakarta, CNBC Indonesia - Benny Tjokrosaputro, pengusaha dan pemegang saham PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) mengeksekusi haknya dalam private placement tahap pertama RIMO pada 9 Januari 2019.

Benny, yang tercatat sebagai pemilik 7,86% saham RIMO per September 2018 ini menyetorkan dana kepada perusahaan sebesar Rp 100,75 miliar, dengan harga pelaksanaan Rp 155/saham. Harga RIMO terakhir diperdagangkan di level Rp 136/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 5,57 triliun.

Dana tersebut akan digunakan untuk membayar utang perusahaan kepada pihak terafiliasi.

"Tahap pertama penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau PMT-HMETD [private placement] tahap pertama sudah dilaksanakan, dengan menerbitkan 650 juta saham seri B, dengan harga pelaksanaan Rp 155 per saham," tulis direksi RIMO, dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis (10/1/2019).


Pelaksanaan private placement tahap pertama ini merupakan bagian dari aksi korporasi perusahaan yang telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 10 Desember 2018.


Sesuai rencana, RIMO akan menerbitkan total sebanyak 4,14 miliar unit saham atau setara dengan 10% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan. Tujuannya untuk membayar utang perseroan kepada kreditur terafiliasi dan tidak terafiliasi.


Untuk sisa saham yang belum diterbitkan, pelaksanaannya paling lambat akan diesksekusi pada 31 Desember 2019 dengan menerbitkan 3,49 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 155/saham. Dari tahap kedua ini perusahaan akan memperoleh dana senilai Rp 541,66 miliar.


Bertindak sebagai pengambil bagian dari aksi korporasi tahap kedua ini adalah Benny Tjokrosapoetro dan Direktur Utama perusahaan Teddy Tjokrosapoetro. Keduanya merupakan pemegang saham perusahaan yang masing-masing memiliki kepemilikan 8,05% dan 6,64%.


Sebagai tambahan informasi, tujuan aksi korporasi ini untuk memperbaiki rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio/DER) hingga level 0,7 kali. Dari Rp 630 miliar yang diperoleh, perusahaan akan menurunkan jumlah utang yang mencapai Rp 857,7 miliar.

Adapun utang-utang yang akan dibayarkan antara lain kepada PT Mulia Manunggal Karsa senilai Rp 150 miliar dan pinjaman kepada pihak terafiliasi senilai Rp 480 miliar sehingga tersisa Rp 226,98 miliar.
 

(tas) Next Article Kinerja MYRX & RIMO Anjlok, Cuan Bentjok Jadi Susut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular