Pemodal Berhati-hati, Bursa Singapura di Zona Merah

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
10 January 2019 08:34
Investor tampaknya mulai hati-hati meskipun Wall Street dini hari tadi membukukan penguatan 4 hari berturut-turut.
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura pada awal perdagangan pagi ini berada di zona merah. Investor tampaknya mulai hati-hati meskipun Wall Street dini hari tadi membukukan penguatan 4 hari berturut-turut.

Indeks Straits Times pagi ini tercatat terkoreksi 0,2% ke level 3.151,72. Nilai transaksi tercatat mencapai SGD 170,7 juta dari volume perdagangan 126,8 juta saham.

Saham OCBC Bank tercatat turun 0,07%, saham DBS turun 0,04%, saham UOB turun 0,08% dan saham Genting Sing turun 0,01%.

Dari Wall Street, tiga indeks utama masih meneruskan tren penguatan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,39%, S&P 500 menguat 0,41%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,87%. 

Rilis notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi Desember 2018 menjadi faktor penguat bursa saham New York. Dalam notulensi tersebut, terlihat bahwa Jerome 'Jay' Powell dan kolega sudah menunjukkan sikap yang tidak lagi agresif. 

"Banyak dari peserta rapat menyampaikan pandangan bahwa, terutama melihat perkembangan inflasi yang senyap, Komite bisa bersabar dalam hal penerapan kebijakan moneter yang lebih ketat. Beberapa peserta rapat juga menyebutkan bahwa sebelum The Fed kembali menaikkan suku bunga, ada baiknya mempertimbangkan berbagai risiko yang semakin nyata dalam beberapa bulan terakhir," papar notulensi itu. 

Sikap The Fed yang semakin hati-hati mengarah ke dovish ini membuat pasar saham bergairah. Saham adalah instrumen yang bekerja optimal di lingkungan suku bunga rendah. Kenaikan suku bunga bukan kawan sehati pasar saham, karena suku bunga tinggi akan mendongrak biaya dana dan menekan laba emiten. 

Selain itu, investor juga mengapresiasi hasil dari dialog dagang AS-China. Dalam keterangan tertulis dari Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representatives/USTR), disebutkan bawa China berkomitmen membeli lebih banyak produk asal Negeri Paman Sam, mulai dari produk pertanian, energi, hingga manufaktur. 
(hps/tas) Next Article Dialog AS-China Kandas, Straits Time Dibuka di Zona Hijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular