IHSG Balik Melemah, Mari Simak Penjelasannya

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 January 2019 10:50
IHSG Balik Melemah, Mari Simak Penjelasannya
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat menunjukkan performa yang meyakinkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini harus berkutat di zona merah. Pada pukul 10:40 WIB, IHSG melemah 0,04% ke level 6.284,53. Padahal, IHSG sempat menguat hingga 0,46% ke level 6.316,24.

IHSG melemah kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,8%, indeks Hang Seng naik 0,3%, dan indeks Strait Times naik 0,27%.

Sentimen positif bagi bursa saham regional datang dari perkembangan negosiasi dagang AS-China yang positif. Kemarin (7/1/2019), Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa AS dan China telah mengekspresikan keinginan untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan kesepakatan dagang yang telah dicapai antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping.

Dari AS, nada optimisme dilontarkan oleh Menteri Perdagangan Wilbur Ross.

"Saya rasa ada kemungkinan besar bahwa kami akan mencapai kesepakatan yang memuaskan dengan China. Kami akan bisa menerimanya dan mencakup seluruh isu," tegas Ross dalam wawancara dengan CNBC International.

Pelaku pasar menaruh harapan besar bahwa negosiasi ini akan membawa kedua negara satu langkah lebih dekat kepada damai dagang secara permanen. Maklum, perang dagang yang selama ini berkecamuk antar keduanya terlihat jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing.

Di AS misalnya, kemarin Non-Manufacturing PMI periode Desember 2018 versi ISM diumumkan di level 57,6, lebih rendah dari capaian bulan November yang sebesar 60,7, seperti dilansir dari Forex Factory. Capaian ini juga lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 59,6.
Sektor barang konsumsi menjadi momok bagi IHSG. Hingga berita ini diturunkan, indeks sektor barang konsumsi melemah 0,73% ke level 2.621,97, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi pelemahan IHSG.

Padahal, ada sentimen positif berupa rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Kemarin sore, Bank Indonesia (BI) mengumumkan IKK periode Desember 2018 di level 127, meningkat dari capaian bulan sebelumnya yang sebesari 122,7. Posisi IKK bulan Desember menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2018.

Kenaikan IKK pada bulan lalu didorong oleh seluruh komponen pembentuknya, yaitu indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang naik menjadi 111,9, dari yang sebelumnya 109,1. Sementara itu, Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) naik menjadi 142,1, dari yang sebelumnya 136,4.

Saham-saham barang konsumsi nampak dilepas investor lantaran rilis data IKK yang tinggi tak membuat masyarakat Indonesia semakin gemar berbelanja. Pada bulan Desember, porsi dari konsumsi terhadap total pengeluaran hanya sebesar 67,2%, turun dari posisi November yang sebesar 68,2%. Porsi untuk cicilan pinjaman juga turun menjadi 12,3%, dari yang sebelumnya 12,8%.

Sebaliknya, porsi yang digunakan untuk tabungan naik menjadi 20,4%, dari yang sebelumnya 19%.

Ada kemungkinan, masyarakat menahan konsumsinya seiring dengan ketidakpastian yang masih tinggi sampai dengan akhir tahun 2019.

Saham-saham barang konsumsi yang dilego investor diantaranya: PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-2,66%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,23%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-1,02%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-0,48%), dan PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-0,31%).

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular