Kejayaan Rupiah Terbentang dari Asia Hingga Eropa

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 January 2019 14:44
Rupiah Sudah Lama Teraniaya
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Rupiah memang sudah cukup lama tertekan. Selama 2018, rupiah melemah 7,07% terhadap greenback. Pelemahan rupiah menjadi yang terdalam kedua di Asia, hanya lebih baik dari rupee India.


Di hadapan yen Jepang, rupiah melemah 0,87% selama 2018. Sementara terhadap won Korea Selatan, depresiasi rupiah adalah 0,15%.

Di level Asia Tenggara, rupiah melemah 2,09% terhadap baht Thailand. Terhadap peso Filipina pun rupiah terdepresiasi 1,64%.

Terhadap mata uang Benua Biru, rupiah pun tak berdaya pada 2018. Di hadapan euro, rupiah amblas 1,18%. Sedangkan terhadap poundsteling, rupiah melemah 0,13% dan melawan franc minus sampai 5,28%.

Oleh karena itu, ruang penguatan bagi rupiah cukup terbuka. Istilahnya technical rebound, penguatan yang terjadi setelah siklus pelemahan. Rupiah yang sudah murah membuat mata uang menarik di mata investor sehingga mendorong aksi borong yang memperkuat nilainya.

Selain itu, keperkasaan rupiah juga ditopang oleh intervensi Bank Indonesia (BI). Dalam beberapa hari terakhir, bank sentral cukup aktif masuk di pasar Domestic Non-Deliverable Forwards (NDF).

"BI tetap memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat. BI mengawal penguatan tersebut dengan membuka lelang DNDF dan dilanjutkan dengan intervensi bilateral melalui delapan broker secara firm," tegas Nanang Hendarsah, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular