
Saham-saham Besar Properti Bergerak di Zona Hijau
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
04 January 2019 10:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham properti besar pada perdagangan pagi ini mayoritas berada di zona merah. Investor tampaknya berekspektasi tak ada kenaikan suku bunga kredit tahun ini, karena Bank Indonesia (BI) menilai tekanan eksternal tidak terlalu signifikan, khususnya dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed).
Saham-saham properti yang bergerak naik pagi ini, di antaranya saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang naik 2,98%, saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) naik 2,09% ke level Rp 488/saham, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) naik 1,91%, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik 1,52%, dan PT Agung Podomoro Tbk (APLN) naik 1,31%.
BI tahun ini akan berupaya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan berupaya mendorong pertumbuhan. Arah kebijakan moneter BI tahun ini akan tetap mengedepankan stabilitas.
BI tetap akan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai instrumen. "Arah kebijakan BI, kami akan prioritaskan kebijakan moneter yang pro stability dengan inflasi yang terkendali dan rupiah yang stabil, dengan kebijakan pre emptive [antisipasi] dan ahead the curve [mendahului pasar] kata Perry Warjiyo beberapa waktu lalu.
Perry mengakui, Indonesia masih membutuhkan stabilitas di tengah dinamika ekonomi global. Namun, bank sentral masih memiliki berbagai instrumen untuk membantu meningkatkan perekonomian.
Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta bank-bank untuk menahan suku bunga kredit untuk membantu pertumbuhan ekonomi. Ini menciptakan ekspektasi bunga untuk properti tidak akan naik tahun ini.
(tas) Next Article IHSG Boleh Anjlok, Saham Properti Paling Minor Dampaknya
Saham-saham properti yang bergerak naik pagi ini, di antaranya saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang naik 2,98%, saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) naik 2,09% ke level Rp 488/saham, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) naik 1,91%, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik 1,52%, dan PT Agung Podomoro Tbk (APLN) naik 1,31%.
BI tahun ini akan berupaya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan berupaya mendorong pertumbuhan. Arah kebijakan moneter BI tahun ini akan tetap mengedepankan stabilitas.
BI tetap akan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai instrumen. "Arah kebijakan BI, kami akan prioritaskan kebijakan moneter yang pro stability dengan inflasi yang terkendali dan rupiah yang stabil, dengan kebijakan pre emptive [antisipasi] dan ahead the curve [mendahului pasar] kata Perry Warjiyo beberapa waktu lalu.
Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta bank-bank untuk menahan suku bunga kredit untuk membantu pertumbuhan ekonomi. Ini menciptakan ekspektasi bunga untuk properti tidak akan naik tahun ini.
(tas) Next Article IHSG Boleh Anjlok, Saham Properti Paling Minor Dampaknya
Most Popular