
Analisis Teknikal
Wall Street Kembali Amblas, Bagaimana Nasib IHSG?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
04 January 2019 07:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar kemarin, Kamis (3/1/2019), melancarkan pembelian saham secara masif pada akhir perdagangan hingga membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,64% ke level 6.221.
Data Purchasing Managers Index (PMI) dan inflasi Indonesia nyatanya masih lebih baik jika dibandingkan dengan data negara kawasan Asia.
Memasuki hari terakhir pekan pertama 2019, Jumat ini, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan cenderung bervariatif cenderung koreksi. Prediksi tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Rentang pergerakannya berpotensi pada level 6.150 hingga 6.250.
Dari Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama di Wall Street juga berakhir dengan pelemahan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup anjlok 2,83%, S&P 500 terpental 2,48%, dan Nasdaq Composite longsor 3,04%.
Proyeksi penurunan pendapatan Apple membuat pelaku bursa melego saham tersebut hingga anjlok 9,96%. Penurunan penjualan di China menjadi biang keladi di tengah perlambatan ekonomi Negeri Tirai Bambu. Selain itu, pangsa pasar Apple mulai tergerus Huawei.
Dari dalam negeri, investor asing masih percaya kepada perekonomian dalam negeri dengan mencatatkan pembelian bersih senilai Rp 74 miliar di pasar reguler. Posisi Indonesia masih seksi melihat PMI Indonesia versi Nikkei yang masih di angka 51,2.
Nilai tersebut cenderung lebih baik jika dibandingkan beberapa negara seperti China, Korsel, Malaysia, dan Taiwan yang diumumkan di bawah 50 yang menunjukkan kontraksi atau pesimisme geliat perekonomian ke depan.
Secara teknikal, potensi pelemahan membayangi IHSG hari ini. Menyusul posisi IHSG digambarkan jenuh beli (overbought) jika melihat indikator teknikal stochastic slow.
Grafik yang terbentuk pada penutupan kemarin adalah bullish engulfing. Pola tersebut mengindikasikan potensi akan penguatan. Posisi IHSG juga masih bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5).
Sentimen negatif dari global serta adanya potensi koreksi secara teknikal membuat IHSG berpotensi untuk turun. Meskipun demikian, koreksi nya akan nampak terbatas melihat data-data ekonomi yang lebih baik serta beberapa indikator teknikal juga menunjukkan arah penguatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/prm) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Data Purchasing Managers Index (PMI) dan inflasi Indonesia nyatanya masih lebih baik jika dibandingkan dengan data negara kawasan Asia.
Memasuki hari terakhir pekan pertama 2019, Jumat ini, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan cenderung bervariatif cenderung koreksi. Prediksi tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Rentang pergerakannya berpotensi pada level 6.150 hingga 6.250.
Proyeksi penurunan pendapatan Apple membuat pelaku bursa melego saham tersebut hingga anjlok 9,96%. Penurunan penjualan di China menjadi biang keladi di tengah perlambatan ekonomi Negeri Tirai Bambu. Selain itu, pangsa pasar Apple mulai tergerus Huawei.
Dari dalam negeri, investor asing masih percaya kepada perekonomian dalam negeri dengan mencatatkan pembelian bersih senilai Rp 74 miliar di pasar reguler. Posisi Indonesia masih seksi melihat PMI Indonesia versi Nikkei yang masih di angka 51,2.
Nilai tersebut cenderung lebih baik jika dibandingkan beberapa negara seperti China, Korsel, Malaysia, dan Taiwan yang diumumkan di bawah 50 yang menunjukkan kontraksi atau pesimisme geliat perekonomian ke depan.
Secara teknikal, potensi pelemahan membayangi IHSG hari ini. Menyusul posisi IHSG digambarkan jenuh beli (overbought) jika melihat indikator teknikal stochastic slow.
![]() |
Sentimen negatif dari global serta adanya potensi koreksi secara teknikal membuat IHSG berpotensi untuk turun. Meskipun demikian, koreksi nya akan nampak terbatas melihat data-data ekonomi yang lebih baik serta beberapa indikator teknikal juga menunjukkan arah penguatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/prm) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular