SMGR Ingin Akuisisi SMCB Rampung Tahun ini, Apa Untungnya?

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
03 January 2019 14:12
Manajemen Semen Indonesia menargetkan akuisisi selesai sebelum semester pertama 2019.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Akuisisi PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) diperkirakan rampung tahun ini. Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Abdullah menyebut, proses akuisisi harus tuntas sebelum 2019 berakhir.

"Iya harus selesai. Perkiraan semester satu lah," ujarnya di Jakarta, Senin (31/1/2019) lalu. Sejauh ini, dia menyebut bahwa proses akuisisi masuk tahap finalisasi yang belum menemui titik terang.

"Karena ada beberapa perizinan concern pemerintah provinsi di lokasi operasinya. Tapi penetral section saya rasa sudah shield ya," urainya lagi.

Dia menegaskan, Kementerian BUMN memandang langkah akuisisi bukan suatu hal negatif. Capaian Holcim yang belum mencetak keuntungan di kuartal III, ditambah masih adanya utang, bagi BUMN bukan suatu yang perlu ditakutkan.

"Kita lihat namanya akuisisi itu kita bisa create apa. Kita integrasi dengan Semen Indonesia, kalau kita bisa create value di situ, ya bisa saja kita jadi untung. Harus dibedah detil itu kenapa dia. coba cek cost komponennya. Itu banyak yang hilang ketika kita integrasi dengan Semen Indonesia," imbuhnya.

Sebaliknya, dia justru membeberkan tren positif yang berkembang seiring dengan berlangsungnya proses akuisisi. Hal ini menjadi bantahan terhadap anggapan pesimis.

"Kalau dia jelek ya lihat saja harga sahamnya. Naik banget [setelah akuisisi]. Investor saja sudah lihat. Waktu belum akuisisi itu Rp 9.000-an, sekarang Rp 11.500 [per saham]," imbuhnya.

SMGR Ingin Akuisisi SMCB Rampung Tahun ini, Apa Untungnya?Foto: Infografis/Sepak Terjang Holcim/Arie Pratama

Sebelumnya, SMCB juga mengantongi pinjaman senilai 40 juta euro miliar dari pemegang saham pengendali perseroan Holderfin BV perusahan Belanda yang akan digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan.

Manajemen Holcim menegaskan pinjaman yang setara dengan Rp 664 miliar (asumsi kurs 1 euro=Rp16.600) tersebut merupakan transaksi afiliasi karena pemberi pinjaman adalah pemegang saham pengendali.

"Total nilai transaksi pinjaman 40 juta euro, dengan ketentuan penarikan 90 hari sejak penandatanganan perjanjian pinjaman," tulis manajemen Holcim dalam keterbukaan informasi, 31 Desember 2018.



(roy/roy) Next Article SMGR Proyeksikan Penjualan Akhir Tahun Naik Hingga 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular