
Perdagangan Saham 2018 Usai, Kapitalisasi Tembus Rp 7.000 T
Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 December 2018 18:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini akan mengakhiri perdagangan tahun 2018 ini dengan posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.194,49 poin, hanya menguat 0,06% dibandingkan dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Di akhir tahun ini hari perdagangan terakhir bursa ditutup langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Secara year to date (YTD) IHSG mengalami pelemahan sebesar 2,54%. Namun, diperiode yang sama nilai kapitaslisasi pasar mengalami pertumbuhan hingga 7,023 triliun.
Sementara itu, kinerja indeks acuan utama di bursa seperti LQ 45 sepanjang tahun ini mengalami pelemahan sampai 8,95% dan indeks IDX30 juga ikut melemah sampai dengan 8,83%.
Kemudian, rata-rata nilai transaksi harian naik menjadi Rp 8,50 triliun sepanjang tahun ini sementara rerata volume transaksi harian juga ikut mengalami keaikan menjadi 10,56 miliar saham. Lalu jumlah rata-rata frekuensi perdagangan hari sepanjang tahun juga ikut meningkat hingga 386.804 kali.
Sementara itu untuk indeks sektoral secara ytd hanya empat saja yang ditutup menguat. Secara berturut-turut dialami oleh sektor industri dasar dan kimia (24,01%), sektor pertambangan (11,45%), sektor keuangan (3,05%) dan sektor aneka industri (0,96%).
Sedangkan sektor lainnya sayangnya ditutup dengan pelemahan sepanjang tahun, di[impin oleh melemahnya sektor perdagangan, servis dan investasi (-14,94%), sektor consumer goods (-10,21%) dan sektor infrastructure, utilities and transportation (-10,09%).
Direktur BEI Inarno Djajadi mengatakan tahun 2018 mencatatkan milestone yang sangat membanggakan bagi kemajuan pasar podal Indonesia. Hal ini tercermin dari sejumlah rekor yang berhasil dicapai oleh bursa sepanjang tahun ini.
"Ada beberapa mileston yang dicapai 2018 walaupun ini tahun tantangan. Melalui kerja sama keras serta sinergi dengan KPEI dan KSEI, kita memperoleh beberapa pencapain tahun 2018," kata Inarno di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (28/12).
Sepanjang tahun ini terjadi peningkatan jumlah investor saham yang meningkat 35% menjadi 851.903 investor. Selain itu, sepanjang tahun 2018 terdapat 57 perusahaan tercatat yang melakukan pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) tertinggi selama kurun waktu 26 tahun terakhir sejak swastanisasi bursa pada 1992.
Salah satu terobosan besar pengembangan bisnis yang dilakukan BEI adalah percepatan settlement atau penyelesaian transaksi perdagangan bursa dari T+3 menjadi T+2 yang berlaku mulai 26 November 2018 lalu.
Dalam rangka mempermudah persyaratan, mempercepat proses perizinan, dan meningkatkan proteksi investor, BEI menerbitkan perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat yang diberlakukan pada tanggal 27 Desember 2018.
BEI juga berupaya untuk meningkatkan perlindungan investor melalui pemberian Notasi Khusus pada kode saham yang akan disebarkan melalui situs web BEI, data feed dan remote trading. Ragam Notasi Khusus mencerminkan status Perusahaan Tercatat bersangkutan, yang berhubungan dengan performa keuangan, informasi material dan compliance Perusahaan Tercatat.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Di akhir tahun ini hari perdagangan terakhir bursa ditutup langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Secara year to date (YTD) IHSG mengalami pelemahan sebesar 2,54%. Namun, diperiode yang sama nilai kapitaslisasi pasar mengalami pertumbuhan hingga 7,023 triliun.
Sementara itu, kinerja indeks acuan utama di bursa seperti LQ 45 sepanjang tahun ini mengalami pelemahan sampai 8,95% dan indeks IDX30 juga ikut melemah sampai dengan 8,83%.
Sementara itu untuk indeks sektoral secara ytd hanya empat saja yang ditutup menguat. Secara berturut-turut dialami oleh sektor industri dasar dan kimia (24,01%), sektor pertambangan (11,45%), sektor keuangan (3,05%) dan sektor aneka industri (0,96%).
Sedangkan sektor lainnya sayangnya ditutup dengan pelemahan sepanjang tahun, di[impin oleh melemahnya sektor perdagangan, servis dan investasi (-14,94%), sektor consumer goods (-10,21%) dan sektor infrastructure, utilities and transportation (-10,09%).
Direktur BEI Inarno Djajadi mengatakan tahun 2018 mencatatkan milestone yang sangat membanggakan bagi kemajuan pasar podal Indonesia. Hal ini tercermin dari sejumlah rekor yang berhasil dicapai oleh bursa sepanjang tahun ini.
"Ada beberapa mileston yang dicapai 2018 walaupun ini tahun tantangan. Melalui kerja sama keras serta sinergi dengan KPEI dan KSEI, kita memperoleh beberapa pencapain tahun 2018," kata Inarno di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (28/12).
Sepanjang tahun ini terjadi peningkatan jumlah investor saham yang meningkat 35% menjadi 851.903 investor. Selain itu, sepanjang tahun 2018 terdapat 57 perusahaan tercatat yang melakukan pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) tertinggi selama kurun waktu 26 tahun terakhir sejak swastanisasi bursa pada 1992.
Salah satu terobosan besar pengembangan bisnis yang dilakukan BEI adalah percepatan settlement atau penyelesaian transaksi perdagangan bursa dari T+3 menjadi T+2 yang berlaku mulai 26 November 2018 lalu.
Dalam rangka mempermudah persyaratan, mempercepat proses perizinan, dan meningkatkan proteksi investor, BEI menerbitkan perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat yang diberlakukan pada tanggal 27 Desember 2018.
BEI juga berupaya untuk meningkatkan perlindungan investor melalui pemberian Notasi Khusus pada kode saham yang akan disebarkan melalui situs web BEI, data feed dan remote trading. Ragam Notasi Khusus mencerminkan status Perusahaan Tercatat bersangkutan, yang berhubungan dengan performa keuangan, informasi material dan compliance Perusahaan Tercatat.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular