2019, Jokowi Janji Keluarkan Kebijakan Dorong Investasi
28 December 2018 16:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji mengeluarkan rangkaian kebijakan yang bertujuan untuk menjaga stabilitas perekonomian pada tahun depan.
Hal tersebut dikemukakan kepala negara di depan para pelaku pasar, usai menutup perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2018, Jakarta, Jumat (28/12/2018).
"Akan banyak nantinya kami munculkan kebijakan yang makin menyederhanakan, makin memberikan kepastian pada investasi," ungkap Jokowi.
Berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah, akan difokuskan untuk menjaga defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) tahun depan.
"Sektor usaha, sektor riil, terutama ekspor karena kita punya masalah neraca transaksi berjalan. Yang kita dorong itu," tegas Jokowi.
"Nanti kita lihat kebijakan. Ada koreksi dan ada tambahan yang bisa dipercepat. Terutama investasi orientasi ekspor atau investasi subtitusi impor," sambungnya.
Angka defisit transaksi berjalan memang menjadi momok tersendiri bagi perekonomian nasional. Bahkan, pada kuartal IV-2018 ini defisit transaksi berjalan diperkirakan masih ada di atas 3% dari PDB.
(dru/dru)
Hal tersebut dikemukakan kepala negara di depan para pelaku pasar, usai menutup perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2018, Jakarta, Jumat (28/12/2018).
"Akan banyak nantinya kami munculkan kebijakan yang makin menyederhanakan, makin memberikan kepastian pada investasi," ungkap Jokowi.
Berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah, akan difokuskan untuk menjaga defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) tahun depan.
![]() |
"Sektor usaha, sektor riil, terutama ekspor karena kita punya masalah neraca transaksi berjalan. Yang kita dorong itu," tegas Jokowi.
"Nanti kita lihat kebijakan. Ada koreksi dan ada tambahan yang bisa dipercepat. Terutama investasi orientasi ekspor atau investasi subtitusi impor," sambungnya.
Angka defisit transaksi berjalan memang menjadi momok tersendiri bagi perekonomian nasional. Bahkan, pada kuartal IV-2018 ini defisit transaksi berjalan diperkirakan masih ada di atas 3% dari PDB.
(dru/dru)