
Akhiri Tahun 2018, IHSG Gagal Sentuh Level 6.200
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 December 2018 17:00

Pada sesi awal perdagangan, investor di pasar saham sempat dibuat cukup optimistis oleh penguatan rupiah. Pada pagi hari tadi, rupiah sempat menguat 0,14% di pasar spot ke level Rp 14.535/dolar AS.
Namun pada akhir perdagangan, rupiah justru ditutup flat di level Rp 14.555/dolar AS.
Rupiah tak kuasa menahan tekanan dari perkasanya harga minyak mentah dunia. Hingga sore hari, harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2019 melejit 2,87% ke level US$ 45,89/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 menguat 1,99% ke level US$ 53,2/barel.
Melesatnya harga minyak mentah tentu menjadi kabar buruk bagi rupiah, lantaran bisa memperparah defisit perdagangan minyak dan gas (migas) yang pada akhirnya akan membuat defisit neraca berjalan (Current Account Deficit/CAD) kian lebar.
Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan migas.
Seiring dengan penguatan rupiah yang terpangkas habis, investor pun menjadi cenderung pesimistis sehingga IHSG hanya mengakhiri hari dengan kenaikan yang tipis.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Namun pada akhir perdagangan, rupiah justru ditutup flat di level Rp 14.555/dolar AS.
Rupiah tak kuasa menahan tekanan dari perkasanya harga minyak mentah dunia. Hingga sore hari, harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2019 melejit 2,87% ke level US$ 45,89/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 menguat 1,99% ke level US$ 53,2/barel.
Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan migas.
Seiring dengan penguatan rupiah yang terpangkas habis, investor pun menjadi cenderung pesimistis sehingga IHSG hanya mengakhiri hari dengan kenaikan yang tipis.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pages
Most Popular