
Pemerintah AS Tutup, Wall Street Makin Tenggelam
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
26 December 2018 11:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kontrak berjangka (futures) Amerika Serikat (AS) menunjukkan pembukaan yang negatif bagi Wall Street dalam perdagangan hari Rabu (26/12/2018) waktu setempat. Ini terjadi setelah pasar saham AS itu terjun bebas Senin lalu.
Selasa malam waktu setempat atau Rabu pagi waktu Indonesia, futures Dow Jones Industrial Average mengimplikasikan pembukaan perdagangan yang anjlok 200,2 poin. Futures S&P 500 dan Nasdaq juga menunjukkan potensi pembukaan perdagangan yang melemah hari Rabu, dilansir dari CNBC International.
Wall Street libur untuk merayakan Natal hari Selasa, namun saham-saham masih terdampak karamnya indeks-indeks acuan hari Senin yang juga menjadi perdagangan malam Natal terburuk yang pernah ada.
Selain itu, S&P 500 juga telah masuk ke pasar bearish atau bear market setelah anjlok 20% dari posisi tertingginya dalam 52 pekan terakhir Senin lalu.
Di hari yang sama, Dow Jones amblas 2,91%, S&P 500 minus 2,71%, dan Nasdaq terperosok 5,14%.
Sepanjang pekan lalu, Dow Jones jatuh 6,87%, S&P 500 anjlok 7,05%, dan Nasdaq Composite terjun bebas 8,36%.
Dow Jones mengalami koreksi mingguan terparah sejak Oktober 2008. Sedangkan koreksi S&P 500 menjadi yang terdalam sejak Agustus 2011, dan Nasdaq terburuk sejak November 2008, dikutip dari Newsletter Tim Riset CNBC Indonesia.
Sentimen negatif yang membayangi Wall Street di antaranya penutupan pemerintahan (government shutdown) di AS yang diperkirakan akan terjadi hingga akhir pekan ini, kritik Trump terhadap bank sentral Federal Reserve, dan kekhawatiran perlambatan ekonomi Negeri Paman Sam.
(wed) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Selasa malam waktu setempat atau Rabu pagi waktu Indonesia, futures Dow Jones Industrial Average mengimplikasikan pembukaan perdagangan yang anjlok 200,2 poin. Futures S&P 500 dan Nasdaq juga menunjukkan potensi pembukaan perdagangan yang melemah hari Rabu, dilansir dari CNBC International.
Wall Street libur untuk merayakan Natal hari Selasa, namun saham-saham masih terdampak karamnya indeks-indeks acuan hari Senin yang juga menjadi perdagangan malam Natal terburuk yang pernah ada.
Selain itu, S&P 500 juga telah masuk ke pasar bearish atau bear market setelah anjlok 20% dari posisi tertingginya dalam 52 pekan terakhir Senin lalu.
Sepanjang pekan lalu, Dow Jones jatuh 6,87%, S&P 500 anjlok 7,05%, dan Nasdaq Composite terjun bebas 8,36%.
Dow Jones mengalami koreksi mingguan terparah sejak Oktober 2008. Sedangkan koreksi S&P 500 menjadi yang terdalam sejak Agustus 2011, dan Nasdaq terburuk sejak November 2008, dikutip dari Newsletter Tim Riset CNBC Indonesia.
Sentimen negatif yang membayangi Wall Street di antaranya penutupan pemerintahan (government shutdown) di AS yang diperkirakan akan terjadi hingga akhir pekan ini, kritik Trump terhadap bank sentral Federal Reserve, dan kekhawatiran perlambatan ekonomi Negeri Paman Sam.
(wed) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular