
Sambut Natal, Harga CPO Amblas 1% Lebih
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
24 December 2018 20:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan hari ini Senin (24/12/2018), harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Maret 2019 di Bursa Derivatif Malaysia ditutup amblas 1,34% ke level MYR 2.128/ton.
Harga CPO kini sudah terkoreksi selama 3 hari berturut-turut, pasca sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi dalam 8 pekan terakhir. Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan hari Jumat (21/12/2018), harga CPO juga anjlok 1,28%.
Sentimen yang menjadi pemberat harga CPO hari ini adalah ekspektasi meningkatnya produksi di Malaysia, sekaligus kejatuhan harga minyak mentah dan minyak kedelai.
Sore ini, Malaysian Palm Oil Association mengumumkan bahwa produksi minyak kelapa sawit di periode 1-20 Desember meningkat 5,6% secara bulanan (month-to-month/MtM).
Hal ini cukup mengejutkan pasar. Pasalnya, sebelumnya produksi CPO di Negeri Jiran justru diperkirakan akan menurun di bulan terakhir tahun ini, pasca dua bulan sebelumnya memang mencapai puncaknya secara musiman. Tak ayal, sentimen ini langsung menyeret harga CPO ke zona merah.
Terlebih, harga minyak kedelai kontrak Januari 2019 di Chicago Board of Trade (CBoT) jatuh hingga 1% lebih pada akhir pekan lalu. Hingga sore ini, harga komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) ini pun masih turun di kisaran 0,5%.
Komoditas minyak kedelai sebelumnya mendapatkan angin segar dari China yang sudah mengonfirmasi pembelian kedelai asal AS untuk ketiga kalinya, sejak gencatan senjata perang dagang Washington-Beijing awal bulan ini.
Sayangnya, sentimen positif tersebut dimakan habis oleh prospek meningkatnya volume panen kedelai di Amerika Selatan seiring cuaca yang mendukung. Terlebih, Departemen Agrikultur AS (USDA) sebelumnya juga memroyeksikan bahwa stok kedelai AS pada akhir musim 2018/2019 akan menyentuh rekor tertinggi 955 juta bushel, naik dua kali lipat dari tahun lalu.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga kedelai turun, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut melemah.
Faktor negatif lainnya datang dari kejatuhan harga minyak mentah. Dalam sepekan lalu, harga minyak Brent amblas 10,72 % secara point-to-point. Senada dengan itu, harga minyak jenis light sweet (WTI) juga terperosok sejauh 10,96% secara mingguan.
Dengan pergerakan itu, harga minyak Brent jatuh ke level terendah sejak September 2017. Sementara itu, jenis WTI juga tenggelam ke titik terendahnya sejak Juli 2017.
Masalah fundamental masih menghantui harga si emas hitam. Pasokan membanjir, sementara permintaan justru diekspektasikan lesu akibat perlambatan ekonomi dunia.
Sebagai informasi, penurunan harga minyak mentah memang cenderung menekan harga CPO yang merupakan bahan baku biofuel. Biofuel sendiri merupakan salah satu substitusi utama bagi bahan bakar minyak (BBM). Saat harga minyak dunia turun, produksi biofuel menjadi kurang ekonomis. Hal ini lantas menjadi sentimen bahwa permintaan CPO akan menurun.
(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(RHG/dru) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali
Harga CPO kini sudah terkoreksi selama 3 hari berturut-turut, pasca sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi dalam 8 pekan terakhir. Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan hari Jumat (21/12/2018), harga CPO juga anjlok 1,28%.
Sentimen yang menjadi pemberat harga CPO hari ini adalah ekspektasi meningkatnya produksi di Malaysia, sekaligus kejatuhan harga minyak mentah dan minyak kedelai.
Sore ini, Malaysian Palm Oil Association mengumumkan bahwa produksi minyak kelapa sawit di periode 1-20 Desember meningkat 5,6% secara bulanan (month-to-month/MtM).
Hal ini cukup mengejutkan pasar. Pasalnya, sebelumnya produksi CPO di Negeri Jiran justru diperkirakan akan menurun di bulan terakhir tahun ini, pasca dua bulan sebelumnya memang mencapai puncaknya secara musiman. Tak ayal, sentimen ini langsung menyeret harga CPO ke zona merah.
Terlebih, harga minyak kedelai kontrak Januari 2019 di Chicago Board of Trade (CBoT) jatuh hingga 1% lebih pada akhir pekan lalu. Hingga sore ini, harga komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) ini pun masih turun di kisaran 0,5%.
Komoditas minyak kedelai sebelumnya mendapatkan angin segar dari China yang sudah mengonfirmasi pembelian kedelai asal AS untuk ketiga kalinya, sejak gencatan senjata perang dagang Washington-Beijing awal bulan ini.
Sayangnya, sentimen positif tersebut dimakan habis oleh prospek meningkatnya volume panen kedelai di Amerika Selatan seiring cuaca yang mendukung. Terlebih, Departemen Agrikultur AS (USDA) sebelumnya juga memroyeksikan bahwa stok kedelai AS pada akhir musim 2018/2019 akan menyentuh rekor tertinggi 955 juta bushel, naik dua kali lipat dari tahun lalu.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga kedelai turun, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut melemah.
Faktor negatif lainnya datang dari kejatuhan harga minyak mentah. Dalam sepekan lalu, harga minyak Brent amblas 10,72 % secara point-to-point. Senada dengan itu, harga minyak jenis light sweet (WTI) juga terperosok sejauh 10,96% secara mingguan.
Dengan pergerakan itu, harga minyak Brent jatuh ke level terendah sejak September 2017. Sementara itu, jenis WTI juga tenggelam ke titik terendahnya sejak Juli 2017.
Masalah fundamental masih menghantui harga si emas hitam. Pasokan membanjir, sementara permintaan justru diekspektasikan lesu akibat perlambatan ekonomi dunia.
Sebagai informasi, penurunan harga minyak mentah memang cenderung menekan harga CPO yang merupakan bahan baku biofuel. Biofuel sendiri merupakan salah satu substitusi utama bagi bahan bakar minyak (BBM). Saat harga minyak dunia turun, produksi biofuel menjadi kurang ekonomis. Hal ini lantas menjadi sentimen bahwa permintaan CPO akan menurun.
(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(RHG/dru) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular