Meroket Hingga 203%, Ini Saham Paling Cuan Selama Sepekan

Roy Franedya, CNBC Indonesia
22 December 2018 18:17
Saham-saham ini naik tinggi ketika pasar dihantui sentimen negatif dari AS.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC IndonesiaIndeks harga saham gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami koreksi tipis sebesar 0,1% ke level 6.163,6 poin. Pelemahan bursa saham tanah air ini terbawa sentimen negatif dari Amerika Serikat (AS).

Selama sepekan, AS memang menebar kabar negatif bagi bursa Asia. Kabar negatifnya berasal potensi resesi. Sejumlah investor cemas dengan potensi resesi AS yang bisa terjadi tahun depan. Salah satu parameternya adalah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS bertenor 2 tahun yang semakin mendekati yield obligasi AS bertenor 10 tahun.

Pada Jumat 9(22/12/2018) pukul 11:32 WIB selisihnya tinggal 12,55 basis poin (bps). Bila yield tenor 2 tahun terus mempersempit selisih, bahkan melampaui tenor 10 tahun, maka akan terjadi kondisi inverted yield. Ini artinya, investor melihat resiko jangka pendek lebih besar daripada risiko jangka panjang. Diketahui bahwa Inverted yield merupakan indikator awal dari kondisi resesi suatu negara, yang biasanya terjadi setahun setelahnya.

Lalu ada keputusan bank sentral AS yang menaikkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 2,25% hingga 2,5%. Kenaikan ini sebenarnya sudah diprediksi para pelaku pasar.

Selanjutnya penutupan operasi pemerintahan AS atau shutdown. Pemerintahan Trump memang dibayangi shutdown karena belum disepakatinya anggaran pengeluaran di mana Trump minta dana sebesar US$5 miliar untuk bangun tembok perbatasan AS-Meksiko.

Meski banyak sentimen negatif, beberapa saham malah naik tinggi selama sepekan. Berikut saham yang naik tinggi selama sepekan.

1. PT Global Teleshop Tbk (GLOB)

Harga Saham PT Global Teleshop Tbk (GLOB) naik hingga 203,1% selama sepekan menjadi Rp 685 per saham. Tidak ada sentimen positif yang mendorong kenaikan harga saham ini.


Global Teleshop adalah perusahaan distribusi dan penjualan telepon seluler serta pulsa elektronik. Hingga kuartal III-2018 perusahaan masih mencatatkan kerugian.

2. PT Tira Austenite Tbk (TIRA)

Saham PT Tira Austenite Tbk (TIRA) menguat 140% dalam pekan ini menjadi Rp 300 per saham. Tidak ada sentimen positif yang mendorong kenaikan harga saham TIRA.

TIRA merupakan emiten yang bergerak dalam bidang perdagangan dan produk barang konsumsi berasal dari perkebunan dan pertambangan. Perusahaan ini juga bergerak dalam bidang perdagangan dan distribusi gas.

3. PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI)

Saham PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) menguat 79,41% menjadi Rp 610 per saham. Tak ada sentimen positif yang mendorong kenaikan harga saham KONI. Bahkan saham KONI sudah sempat disuspensi pada perdagangan Jumat lalu.

KONI bergerak dalam bidang penjualan dan distribusi produk fotografi. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1987.

4. PT Arthavest Tbk (ARTA)

Saham PT Arthavest Tbk (ARTA) menguat 78,28% dalam sepekan menjadi Rp 870 per saham. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Jumat lalu menghentikan perdagangan saham ARTA karena kenaikan harga yang signifikan.

ARTA merupakan emiten yang mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1992. Ruang lingkup kegiatan perusahaan terdiri dari investasi.

5. PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN)

Harga saham PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) menguat 68,91% selama sepekan menjadi Rp 1.630 per saham. Kenaikan harga saham PTSN karena manajemen mendapatkan kontrak dari Pegatron Corporation, yang merupakan perusaan perakit produk-produk Apple.

Bentuk kerjasama yang akan dilakukan kedua belah pihak yaitu, Satnusa akan merakit berbagai produk elektronik yang akan di ekspor ke AS.



(roy/roy) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular