Proyeksi Ekonomi AS Suram, Wall Street Dekati Titik Nadir

Roy Franedya, CNBC Indonesia
22 December 2018 06:37
Nasdaq resmi mencatatkan indeks terendah sejak era Great Depression.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Semua saham di Wall Street berada di zona merah pada perdagangan kemarin (21/12/2018) dan Nasdaq resmi mencatatkan indeks terendah sejak era Great Depression.

Investor masih khawatir akan perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan investor melarikan diri dari saham-saham bervaluasi tinggi seperti sektor teknologi dan layanan telekomunikasi.

Anjloknya harga saham paling terlihat pada satu jam terakhir setelah Penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro menyatakan AS dan China mungkin tidak mencapai kesepakatan selama gencatan senjata.

Komentar Peter Navarro menambah kekhawatiran yang sudah memuncak tentang ketidakpastian politik dan kemungkinan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average anjlok 1.81% (414,23 poin) menjadi 22.445,37. S&P 500 turun 2,06% (50,84 poin) menjadi 2.416,58. Nasdaq turun 2,99% (195,41 poin) menjadi 6.333.

Dalam sepekan ini, S&P 500 amblas 7,05 persen, Dow koreksi 6,87 persen, dan Nasdaq anjlok 8,36 persen.

Dengan kerugian Jumat kemarin, indeks Nasdaq telah anjlok 22% sejak level tertingginya pada 29 Agustus 2018 atau terendah sejak Era Great Depression. Indeks acuan S&P 500 sedikit lagi menyentuh titik terendah sejak Era Great Depression setelah anjlok 17,5% sejak 20 September 2018.

"Itu jelas merupakan beban di pasar," ujar Shannon Saccocia, kepala investasi di Boston Private mengomentari pernyataan Peter Navarro. "Bagi investor, ada banyak badai kecil yang harus dilalui."

Pada perdagangan Jumat, peningkatan terjadinya shutdown pemerintah AS menambah pesimisme bagi pelaku pasar. Presiden Donald Trump mengatakan ada kemungkinan hal ini akan kembali terjadi karena beberapa anggaran pemerintah termasuk pendanaan pembangunan tembok perbatasan tidak akan disetujui Senat.

Sebelumnya, Presiden The Fed New York John Williams yang mengatakan The Fed terbuka untuk mengkaji sudut pandangnya demi memberikan dorong yang lebih cepat ke pasar.


(roy/roy) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular