
Kala Dolar AS Tak Lagi Jadi 'Bunker' Pelindung
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 December 2018 12:10

Saat ini risiko global sedang tinggi. Perekonomian global diperkirakan melambat pada 2019. Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini di kisaran 3,7%, dan tahun depan melambat menjadi 3,5%.
Sedangkan ekonomi AS tahun ini diramal tumbuh 2,9% sebelum melambat ke 2,7% tahun depan. Kemudian pertumbuhan ekonomi Uni Eropa pada 2018 diperkirakan sebesar 1,9% dan melambat ke 1,8% pada 2019.
Lalu ekonomi China tahun ini diproyeksikan tumbuh 6,6% sebelum melambat ke 6,3% tahun depan. Sementara ekonomi Indonesia tahun depan diperkirakan stagnan, sama dengan tahun ini yaitu tumbuh 5,2%.
Dalam risiko yang sedang tinggi seperti ini, biasanya investor mencari aman dan berpaling ke pelukan safe haven. Namun ternyata dolar AS malah melemah. Dalam seminggu terakhir, Dollar Index melemah 0,99% sementara selama sebulan ke belakang koreksinya adalah 0,24%.
Sepertinya dolar AS mulai kehilangan gelar sebagai safe haven. Padahal saat-saat ini biasanya dolar AS jadi pilihan utama, jadi 'bunker' pelindung dari guncangan pasar keuangan global.
Lalu ke mana perginya arus modal saat sedang ada risiko besar yang menghantui pasar? Sepertinya aliran dana beralih ke instrumen lain yang juga menyandang status safe haven yaitu yen Jepang, franc Swiss, dan emas.
Dalam sepekan terakhir, yen menguat 1,3% terhadap dolar AS dan selama sebulan ini terapresiasi 1,51%. Kemudian franc menguat 1,08% dalam seminggu dan 0,8% selama sebulan. Lalu harga emas dunia melesat 1,72% dalam sepekan dan 2,74% dalam sebulan.
Roda nasib berputar. Dolar AS tampaknya harus rela lengser dari singgasana aset terbaik. Kini, 'bunker' itu berpindah ke yen, franc, dan emas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Sedangkan ekonomi AS tahun ini diramal tumbuh 2,9% sebelum melambat ke 2,7% tahun depan. Kemudian pertumbuhan ekonomi Uni Eropa pada 2018 diperkirakan sebesar 1,9% dan melambat ke 1,8% pada 2019.
Lalu ekonomi China tahun ini diproyeksikan tumbuh 6,6% sebelum melambat ke 6,3% tahun depan. Sementara ekonomi Indonesia tahun depan diperkirakan stagnan, sama dengan tahun ini yaitu tumbuh 5,2%.
Sepertinya dolar AS mulai kehilangan gelar sebagai safe haven. Padahal saat-saat ini biasanya dolar AS jadi pilihan utama, jadi 'bunker' pelindung dari guncangan pasar keuangan global.
Lalu ke mana perginya arus modal saat sedang ada risiko besar yang menghantui pasar? Sepertinya aliran dana beralih ke instrumen lain yang juga menyandang status safe haven yaitu yen Jepang, franc Swiss, dan emas.
Dalam sepekan terakhir, yen menguat 1,3% terhadap dolar AS dan selama sebulan ini terapresiasi 1,51%. Kemudian franc menguat 1,08% dalam seminggu dan 0,8% selama sebulan. Lalu harga emas dunia melesat 1,72% dalam sepekan dan 2,74% dalam sebulan.
Roda nasib berputar. Dolar AS tampaknya harus rela lengser dari singgasana aset terbaik. Kini, 'bunker' itu berpindah ke yen, franc, dan emas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular