
Perang Dagang Hingga Kisruh Anggaran AS Bawa IHSG Turun 0,32%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 December 2018 12:21

Investor asing membukukan jual bersih yang cukup besar hingga akhir sesi 1, yakni senilai RpĀ 294,95 miliar. 5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 64,1 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 61 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 43,9 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 40,9 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 26 miliar).
Investor asing dipaksa melakukan aksi jual salah satunya karena pelemahan rupiah. Hingga tengah hari, rupiah melemah 0,17% di pasar spot ke level Rp 14.490/dolar AS. Pergerakan rupiah tertekan oleh kenaikan harga minyak mentah dunia.
Hingga siang hari, harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2019 menguat 0,83% ke level US$ 46,26/barel. Sementara itu, minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 naik 0,7% ke level US$ 54,73/barel.
Perkasanya harga minyak mentah dunia menimbulkan kekhawatiran bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan kembali bengkak pada kuartal-IV 2018. Pada kuartal-III 2018, CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014.
Sebagai informasi, neraca dagang Indonesia pada bulan Oktober dan November membukukan defisit masing-masing sebesar US$ 1,77 miliar dan US$ 2,05 miliar, sehingga kenaikan harga minyak mentah akan membuat neraca dagang minyak dan gas tertekan seiring dengan status Indonesia sebagai negara net importir minyak.
Ketika rupiah tertekan, pastilah investor asing dihadapkan pada risiko kurs.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Investor asing dipaksa melakukan aksi jual salah satunya karena pelemahan rupiah. Hingga tengah hari, rupiah melemah 0,17% di pasar spot ke level Rp 14.490/dolar AS. Pergerakan rupiah tertekan oleh kenaikan harga minyak mentah dunia.
Hingga siang hari, harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2019 menguat 0,83% ke level US$ 46,26/barel. Sementara itu, minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 naik 0,7% ke level US$ 54,73/barel.
Sebagai informasi, neraca dagang Indonesia pada bulan Oktober dan November membukukan defisit masing-masing sebesar US$ 1,77 miliar dan US$ 2,05 miliar, sehingga kenaikan harga minyak mentah akan membuat neraca dagang minyak dan gas tertekan seiring dengan status Indonesia sebagai negara net importir minyak.
Ketika rupiah tertekan, pastilah investor asing dihadapkan pada risiko kurs.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular