Kata Demi Kata Perbedaan Pernyataan BI November dan Desember

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
20 December 2018 17:14
Hal-hal yang sama dan berubah dari pernyataan kebijakan moneter BI bulan ini dan November lalu.
Foto: CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuannya, Kamis (20/12/2018), sesuai dengan perkiraan pasar.

Dalam pernyataan yang disampaikan dalam konferensi pers setelah pertemuan selama dua hari sejak Rabu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap kuat ditopang oleh permintaan domestik baik konsumsi maupun investasi.

"Indikator ekonomi pada triwulan IV-2018, konsumsi swasta kuat, ditopang dari daya beli dan keyakinan konsumen terjaga serta dampak positif persiapan pemilu," ujarnya.

Selain itu, bank sentral juga menegaskan akan terus memantau perkembangan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve.

Tahan Suku Bunga, Apa Saja yang Berubah dari Pernyataan BI?Foto: CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara

Berikut adalah hal-hal yang tetap ada dalam pernyataan BI bulan ini dibandingkan November lalu.

  • Bank Indonesia meyakini bahwa tingkat suku bunga kebijakan tersebut masih konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik, termasuk telah mempertimbangkan tren pergerakan suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan.
  • Kelancaran sistem pembayaran tetap terpelihara, baik dari sisi tunai maupun sisi nontunai, sehingga turut menopang kinerja perekonomian domestik.
  • Inflasi tetap rendah dan stabil berada dalam sasaran inflasi 2018 sebesar 3,5±1%.


Sementara itu, pernyataan BI yang berubah dibandingkan November lalu adalah sebagai berikut.



November:
  • Pertumbuhan global datar dan tidak merata.
  • Ekspektasi inflasi Amerika Serikat (AS) tetap tinggi, karenanya suku bunga AS mengalami kenaikan.
  • Penurunan ekonomi di China berasal dari deleveraging dalam sistem keuangan.
  • Meskipun ada moderasi ekonomi global, ekonomi nasional Indonesia mencatat pertumbuhan yang solid

.

Desember:

  • Pertumbuhan ekonomi dunia melandai serta ketidakpastian pasar keuangan tetap tinggi.
  • Prospek konsolidasi pertumbuhan ekonomi AS dan ketidakpastian pasar keuangan diprakirakan menurunkan kecepatan kenaikan suku bunga kebijakan the Fed (FFR) pada 2019.
  • Pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus melambat dipengaruhi melemahnya konsumsi dan ekspor neto.
  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap kuat ditopang permintaan domestik.
  • Neraca perdagangan Indonesia November 2018 mencatat defisit dipengaruhi kondisi global yang kurang kondusif.

Ekonom ANZ Krystal Tan dan Jennifer Kusuma dalam catatan risetnya hari Kamis mengatakan pernyataan tersebut masih memberi sinyal bahwa fokus BI masih pada kestabilan mata uang.

"Dengan neraca berjalan yang masih di bawah tekanan dan kondisi eksternal yang tidak pasti, mungkin terlalu dini bagi pengakhiran siklus pengetatan BI," tulis mereka.

"Kami telah memperkirakan satu kenaikan 25 bp dalam suku bunga kebijakan BI hingga Juni 2019."
(prm) Next Article Gubernur BI Paparkan Arah Kebijakan di 2019, Simak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular